Rangka kotak yang terbuat dari kerang kampak dengan penyanggah tiang mangrove dan dua pilar biokomposit yang ada di Art Jakarta 2025 mencuri perhatian. Berada di center booth Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya, karya seni instalasi Di Antara Muara itu ciptaan Syaiful Garibaldi sentil isu sosial urban.
Ya, Syaiful Garibaldi atau akrab disapa Tepu yang berdomisili di Bandung melakukan riset dan pencarian ke Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat. Ia bilang inspirasi 'kaktus gantung' itu jadi hal ironi dan permasalahan urban.
Kepada redaksi detikcom, Tepu cerita kalau project yang disebutnya bermula dari rasa penasaran hilir dari Sungai Citarum. "Saya tinggal di hulunya Sungai Citarum, saya hulunya dan ingin berkunjung ke hilirnya di Muara Gembong," ucapnya pada Jumat (3/10).
Sejak tahun lalu, Tepu sudah bolak-balik ke Muara Gembong dan melahirkan Di Antara Muara pertama sampai ketiga yang lagi dipamerin di Art Jakarta 2025.
Tepu cerita permasalahan lingkungan di area pesisir itulah yang ditelisiknya. "Mereka itu kan hidup di wilayah muara. Kalau yang di Bandung lagi hujan. Pak Ujang (RW setempat) nelpon, sampahnya baru sampai nih. Sampahnya naik berarti hujan besar, (artinya) kita memang selalu punya ikatan antara hulu dan hilir," sambungnya sembari tertawa.
Menurut Tepu, karya ini bermula dari pengalamannya saat mengikuti pengabdian masyarakat saat jalani kuliah Magister Ilmu Lingkungan di Universitas Indonesia.
"Kita suka ada project ke wilayah pesisir, misalnya ubah kerang jadi material baru-lah, bikin air penadah hujan, MCK, tata surya, dan saya ikut menemani ke sana. Karena posisi seni kan, wah banyak hal yang bisa dieksplorasi nih," ungkapnya.
Tepu pun melihat ada pemandangan 'kaktus menggantung' atau ia mengibaratkannya dengan 'kaktus helikopter'.
"Karena kita lihat ada satu sungai ini, isunya menarik banget. Pakai material yang ada, dan yang saya tampilkan sekarang (di Art Jakarta) itu benar banget," kata Tepu.
Lulusan Studio Seni Grafis FSRD ITB pada 2010 ini sebelumnya menempuh pendidikan di agronomi sebelum beralih ke seni eksperimental. Ia kerap bikin karya instalasi, lukisan, gambar, cetak, video dari latar ilmiah.
Tepu pernah menjalani residensi di Seishodo Yamashita THE ROOM, Kyoto pada 2023, ABC Learning Town Shieung pada 2015, dan Centre Intermodes, La Rochelle di 2021. Ia meraih penghargaan dari Bandung Contemporary Art Award di 2013
Simak Video "Keren! Instalasi Plastik Raksasa, Sadarkan Warga soal Dampak Sampah"
(tia/dar)