6 Seniman Muda Hasil Kurasi MTN Seni Budaya Jadi Sorotan di Art Jakarta 2025

Lewat pameran seni Arus Baru yang dikurasi oleh Agung Hujatnika, ada 6 seniman muda yang berbasis riset dan eksperimen majang karyanya. Mereka adalah Dzikra Afifah, Iwan Yusuf, Mariam Sofrina, Natasha Tontey, Syaiful Garibaldi, dan Uji Hahan Handoko.
Kurator pameran Agung Hujatnika cerita 6 seniman muda yang diseleksi ini sebagian besar sudah berpameran di luar negeri namun karya-karya mereka mewakili yang paling mutakhir di Indonesia.
"Karya mereka berangkat dari riset, pengamatan, pemikiran yang sangat khas dipengaruhi Indonesia. Misalnya kapal pinisi Iwan Yusuf, Mariam itu sebenarnya bangunan kolonial yang dia reka ulang lagi dan dibikin semacam kabut di situ untuk ngomongin tentang ingatan kolonial. Mungkin kita semua yang juga kabur tapi terus menghantui gitu," ungkap Agung saat ditemui di Art Jakarta 2025, JIExpo Kemayoran, pada Jumat malam (4/10).
Sama halnya dengan karya kapal pinisi Iwan Yusuf dan juga Syaiful Garibaldi atau Tepu yang menurut kurator sebagai salah satu seniman muda yang terus bereksperimen dengan alam.
"Tepu pakai jamur terus risetnya dia di Muara Gembong, Bekasi. Muara Gembong itu penghasil kerang juga tapi ini juga dari pemandangan di sana karena orang bikin kaktus gantung," ungkap Agung.
![]() |
Di bagian depan booth MTN Seni Budaya, detikers bakal menemui karya seni instalasi Dzikra Afifah yang terbuat dari keramik dan tampil dengan cara gak biasa. Seniman penerima Young Artist Awards ArtJog 2022 ini seakan ngajak pencinta seni buat kondisi sosial dan sejarah yang ada di Indonesia.
"Kalau keramik kan pembuatannya sama sekali beda dengan patung. Dia perlu pendalaman, penghayatan tanah itu sendiri karena ringkih dan segala macam kan. Dan itu karya yang bercerita tentang ketakutan ketika dia menggarap karya itu sendiri sebenarnya. Jadi mencoba sembari ngebentuk itu kalau ini material yang ringkih, terus harus dibakar beresiko rusak dan lain lain terbentuk-lah karya yang seperti itu," sambung Agung.
Lewat video art, Natasha Tontey asal Minahasa juga ceritain tentang ritual penyembuhan di kampung halamannya. Ia buat personifikasi dari Matakana.
"Kalau nonton tuh ada makhluk vampir dan dia kayak sedang menempuh perjalanan untuk menyembuhkan seseorang. Karya Tontey selalu lucu, secara idiom dan visual tuh teatrikal tapi lucu dan absurd. Tapi lagi-lagi ini sangat lokal, sangat Indonesia," tegasnya.
![]() |
Uji Hahan Handoko asal Yogyakarta mereka ulang salah satu lukisan terkenal Raden Saleh. Tapi bedanya wajah sang object dibuat 'Memoji'. Sejak beberapa tahun terakhir, pria yang akrab disapa Hahan bicara bagaimana Raden Saleh pada masanya sudah kosmopolitan. Memoji juga seakan melanggar batas negara tertentu.
Lewat pameran Arus Baru, Agung jelaskan ingin melihat keragaman medium, tema, pendekatan lokal, gaya visual kontemporer namun tetap bawa cerita lokal.
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon juga tegaskan lewat MTN Seni Budaya, pemerintah ingin mendorong talenta muda untuk berkarya, berkreasi, dan berpartisipasi dalam berbagai eksibisi dan kompetisi.
"Memang itulah alasan manajemen talenta dibuat, dengan kapasitas memberikan kesempatan dalam berkarya. Kita juga punya talenta dari kurator yang sudah ditetapkan ada 5 orang kurator di Galeri Nasional Indonesia. Untuk kesempatan di luar negeri, ada komite lagi yang bakal menyeleksi dan bisa dianggap mewakili Indonesia nantinya," tegasnya.
Art Jakarta 2025 masih berlangsung sampai akhir pekan ini pada 5 Oktober 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Tiketnya dibanderol harian seharga Rp 150 ribu.
(tia/dar)