Catatan Raden Saleh Jadi Bukti Temuan 'Java Man' di Trinil

Ya, Raden Saleh yang melukis bergaya romantisme itu sangat terkenal di Eropa pernah menggali di Pulau Jawa demi menemukan artefak fosil. Hal tersebut diungkapkan oleh Tim Repatriasi Cagar Budaya dari Kementerian Kebudayaan.
"30 tahun sebelum Eugène Dubois ke Pulau Jawa, sudah lebih dahulu ada Raden Saleh, memang itu ada catatannya," ucap Ketua Tim Cagar Budaya, Ismunandar, di Museum Nasional Indonesia pada Kamis (2/10).
Dari catatan Raden Saleh itulah, menurut Ismunandar, Dubois terinspirasi untuk pergi ke Jawa.
"Catatan Raden Saleh yang jadi cikal bakal Dubois ke daerah itu (Trinil, Jawa Timur)," ucapnya.
![]() |
Ismunandar juga bilang dalam catatan Raden Saleh setiap kali ia menggali selalu memberikan upah pada pekerja. Beda dengan Dubois yang tanpa kasih upah.
"Dubois dalam catatan sempat mengeluh, niat datang ke Indonesia memang untuk cari tengkorak manusia, dan percaya ada. Dalam catatan dia bilang 'Wah masyarakat Sumatera pintar berkelit, kalau di Jawa lebih kooperatif'. Untungnya dalam catatan Raden Saleh ada remunasi, lebih kejam di masa Dubois," tegasnya.
Hal yang sama diungkap oleh Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, disebutkan tadinya Eugène Dubois menggali di gua purba di Payakumbuh, Sumatera Selatan namun ia hanya menemukan pitograf. Ia mencari 'the missing link' atau 'manusia purba' dan meyakininya ada di Pulau Jawa.
"Gak menemukan manusia purba di sana, cuma menemukan pitograf, ukuran semacam lukisan. Jumlahnya sekitar 204 buah di usia 67 ribu barulah ketika berangkat ke Jawa Timur menemukan fosil manusia purba dalam satu ekskavasi, yang lakukan orang-orang Bumiputera yang dipekerjakan," terangnya.
Di tahun itulah, langsung ditemukan Homo Erectus atau Java Man. Dia pun menulis sebuah buku berjudul 'The Man Who Found The Missing Link'.
"Jejak Java Man adalah satu koleksi yang sangat penting, kita ucapkan syukur akan mengembalikan secara fisik, prinsip, dan semuanya diserahkan bersamaan dengan petunjuk Bapak Presiden Prabowo Subianto, menginginkan repatriasi benda-benda bersejarah," tukasnya.
(tia/pus)