Perjuangan Indonesia Pulangkan Fosil Sang 'Java Man', Segera Dipajang di MNI

Perjalanan panjang pemerintah lewat Kementerian Kebudayaan akan upaya mengembalikan kedaulatan negara segera membawa pulang artefak bernama 'Java Man'.
Ketua Tim Repatriasi Cagar Budaya, Ismunandar, cerita sejak 1951 Indonesia sudah meminta artefak penemuan penting Eugène Dubois.
"Di tahun 1970, kami juga sudah minta. Terakhir di tahun 2022, kami sudah memintanya secara resmi. Semenjak itu Belanda sudah memikirkan tentang repatriasi artefak Java Man," ungkapnya di Museum Nasional Indonesia, pada Kamis (2/10).
Menteri Kebudayaan Fadli Zon juga ngomong hal yang sama. Kerjasama antar dua negara ini terbilang lama dan harus melalui riset panjang.
"Keputusan pengembalian artefak ini disebutkan terjadi dalam periodisasi dua Menteri Kebudayaan dan Sains Belanda, karena pemerintahannya berganti cepat sekali, kita juga agak khawatir. Waktu saya temui bulan Juni 2025, kita bilang siap untuk menerima (Java Man)," ungkap Fadli Zon.
"Kita tegas sekali minta, surati lagi secara resmi, waktu itu Menteri Kebudayaan Belanda minta pembuktian, 'Anda harus membuktikan kalau ini bukan milik kami artinya akan diserahkan'. Kira-kira begitu jawabannya," sambungnya.
Pada September 2025, periode pemerintahan Belanda baru saja terpilih. Kementerian Kebudayaan juga khawatir ada perubahan kebijakan.
"Untunglah gak terjadi perubahan kebijakan, Menteri Kebudayaan yang baru kooperatif dan akomodatif. Mantan seorang guru yang akomodatif untuk memberikan koleksi yang bukan hak pemerintah Belanda, kesulitannya itu banyak sekali," terangnya.
Menteri Fadli Zon bilang ada usaha panjang pemerintah sampai artefak budayanya segera dipulangkan. Ia menjanjikan Homo Erectus bakal pulang tahun ini dan dipamerkan di Museum Nasional Indonesia (MNI).
Fadli Zon menegaskan total artefak fosil yang ada di pemerintah Belanda yang sudah teridentifikasi adalah 28.131. Sebanyak 25% belum didata dan masih diriset. Jika ditotal mencapai lebih dari 30 ribu fosil dan itu yang diprioritaskan untuk pulang ke Indonesia.
"Kita akan pamerkan di ruangan ini (MNI), narasinya tentu akan berbeda. Cara menampilkannya juga beda seperti ada hologram. Mereka sangat serius dalam merawat dan memperlakukan artefak fosil itu, kami akan melakukan hal yang sama. Keamanan dalam transportasi jadi pikiran utama juga, bukan pertama kalinya. Akan dibawa dengan pesawat kargo, bukan pakai kapal," tukasnya.
FYI, pemulangan artefak ini sesuai dengan Surat Pernyataan Kehendak (Letter of Intent/LoI) yang diserahkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Kerajaan Belanda, Gouke Moes. Tindakan ini didasarkan pada rekomendasi Komite Koleksi Kolonial (Colonial Collection Committee/CCC) Belanda, yang menyimpulkan bahwa koleksi tersebut tidak sah menjadi milik Belanda dan diperoleh dengan cara yang merugikan masyarakat setempat di Indonesia.
Artefak budaya yang ditemukan oleh Eugene Dubois seorang paleoantropolog Belanda yang melakukan penelitian di Sumatera hingga Jawa pada 1891-1892. Ditemukan di Trinil pada 1891, yakni atap tengkorak, geraham, dan tulang paha, dan buktikan sebagai temuan evolusi pertama di dunia.
(tia/dar)