Upaya Rianto Lestarikan Seni Tari Lengger Lewat 3 Festival

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Maestro Seni Tari Lengger Rianto saat ditemui di Galeri Indonesia Kaya pada Selasa (30/9).
Penari dan koreografer Rianto yang dikenal sebagai pelestari warisan seni tari Lengger khas Banyumas. Foto: Tia Agnes/ detikcom
Jakarta - Rianto bukan sembarang nama dari ranah seni tari Indonesia. Penari dan koreografer yang berbasis di Jepang, kini dikenal sebagai penerus warisan tari Lengger Lanang khas Banyumas, Jawa Tengah.

Pada 2019 lewat film Kucumbu Tubuh Indahku, seni tari Lengger makin dibicarakan publik. 6 tahun setelahnya, ia ke Tokyo dan mendirikan Dewandaru Dance Company serta mulai memboyong kesenian daerahnya agar mengglobal.

"Alhamdulillah, saya mencoba untuk mengglobal. Harus mendamaikan diri kita, maskulin dan feminin, dari konsep yang aku sebarkan, mencoba membuat ruang-ruang lewat 3 festival besar di Banyumas," ucap Rianto saat diwawancarai di Indonesia Kaya, Selasa (30/9).

Upaya Rianto bawa seni tari Lengger dimulai dengan festival bernama Banyumas Ngibing yang digelar perdana 3 Mei demi upaya pelestarian tari Lengger dan diakuinya antusias masyarakat tinggi.

Maestro Seni Tari Lengger Rianto saat ditemui di Galeri Indonesia Kaya pada Selasa (30/9).Maestro Seni Tari Lengger Rianto saat ditemui di Galeri Indonesia Kaya pada Selasa (30/9). Foto: Tia Agnes/ detikcom

"Kedua, ada festival Lengger Bicara ada 10 ribu penari lengger, tahun kemarin ciptakan rekor MURI. Tahun ini, 22 Juni digelar lagi dan ditetapkan sebagai hari Lengger Sedunia, karena tanggal itu memperingati petani Indonesia saat masa subur atau napak mangsa kami bicaranya, peralihan petani untuk upacara kesuburan. Ada filosofi masyarakat petani saat tanam padi," terang Rianto.

Belum berhenti sampai di situ saja, namun Rianto juga menggelar Bisik Serayu Festival yang angkat kebudayaan sungai dan tari lengger di waktu bersamaan.

"3 festival ini kebetulan disponsori oleh Galeri Indonesia Kaya, dan alhamdulillah setiap tahun itu saya ingin mengangkatnya ke tingkat internasional," sambung Rianto.

Pada 20-27 November mendatang, ia bersama para penari Lengger dan musisi calung khas Banyumas bakal memboyong tari Lengger Lanang ke International Music Festival di Tokyo. "Saya coba untuk melestarikan dan menuliskannya, coba buka selebar-lebarnya untuk riset agar dokumentari kesenian ini tersimpan dengan baik," tukasnya.

Sejak kecil, Rianto sudah belajar seni tari Lengger khas Banyumas yang dikenal sebagai tarian lintas gender. Penari pria berdandan seperti wanita, yang diiringi oleh gamelan calung.


(tia/pus)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO