Jember Fashion Carnaval: dari Jalanan Kota Kecil ke Panggung Dunia

Nugraha
|
detikPop
Jember Fashion Carnaval JFC
Jember Fashion Carnaval JFC Foto: dok ist
Jakarta - Bayangin kamu lagi jalan di tengah kota Jember, matahari siang menyinari jalan yang sudah disulap jadi runway raksasa. Musik menggelegar, penonton berjejer di pinggir jalan, dan dari kejauhan mulai terlihat siluet kostum-kostum raksasa dengan warna yang mencolok.

Inilah Jember Fashion Carnaval (JFC), ajang yang dulu cuma dikenal warga lokal, tapi sekarang jadi fenomena budaya internasional. Gak heran kalau pemerintah, lewat Kementerian Kebudayaan, kasih apresiasi besar.

Ahmad Mahendra, Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan (PPPK), bahkan bilang langsung di acara hari Minggu (10/8),

"Dari sebuah acara lokal kini menjadi fenomena budaya internasional, JFC adalah ruang pertemuan yang mempertemukan kekayaan budaya masa lalu dengan inovasi budaya masa depan. Keberhasilan ini adalah buah dari kerja keras para inisiator, tim penyelenggara, dan dukungan penuh pemerintah daerah," katanya dalam rilis yang diterima detikpop.

Di tengah tepuk tangan penonton, Mahendra juga menyebut nama yang gak mungkin dilupakan, almarhum Dynand Fariz, pendiri JFC.

"Karyanya penuh inovasi, membuat dunia internasional terkagum. Patut kita beri penghargaan setinggi-tingginya," ujarnya.

Tahun ini, tema JFC adalah Evoluxion, gabungan kata Evolution, Luxury, dan Innovation dengan tagline Dreamy, Evolve, Triumph. Temanya gak cuma keren di telinga, tapi juga punya makna berani menghadapi perubahan zaman, berinovasi, beradaptasi, dan tetap peduli pada lingkungan.

Begitu parade dimulai, mata kamu bakal dimanjakan oleh sepuluh defile spektakuler, anatomi dengan detail tubuh manusia yang artistik, Allograph yang misterius, Nile Enigma yang bawa nuansa Mesir kuno, Great Wall of China yang megah.

Ada juga Botanica yang penuh bunga, Nias yang sarat tradisi, Origami dengan lipatan-lipatan ajaib, Phinisi yang anggun, Aerospace yang futuristik, dan Symphoni yang memadukan warna dan musik. Setiap defile bukan cuma soal kostum, tapi juga cerita, sejarah, dan budaya yang diramu jadi karya visual kelas dunia.

Bagi Kementerian Kebudayaan, JFC adalah bukti nyata kalau kolaborasi antara masyarakat, seniman, dan pemerintah bisa melahirkan ruang kreatif yang inklusif.

"Kami berharap kolaborasi ini terus terjalin. Ke depan, JFC bisa jadi panggung untuk talenta terbaik Indonesia dari kriya, desain, fashion, seni pertunjukan, sampai musik. Sekaligus jadi pasar yang mempertemukan karya anak bangsa dengan buyer, produser, dan agensi internasional," kata Mahendra lagi.

Dengan dukungan yang terus mengalir, JFC bukan cuma jadi tontonan megah, tapi juga inspirasi buat generasi muda. Karena di balik kostum dan parade, ada pesan yang jelas, Indonesia punya kekayaan budaya yang luar biasa, dan kita semua punya peran untuk menjaganya tetap hidup.


(nu2/tia)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO