Gramedia Jalma di Blok M Jadi Melting Pot Pencinta Buku dan Komunitas Kreatif

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Suasana Gramedia Jalma.
Foto: Tia Agnes Astuti/detikpop
Jakarta - Blok M jadi kawasan lama yang dihidupkan lagi dan kini viral banget. Toko buku Gramedia yang ada di depan Blok M Square sempat jaya pada masanya, namun redup pas pandemi, dan kini bangkit lagi lewat era Gramedia Jalma.

Jalma bukan sembarangan nama. Dalam bahasa Sunda, Jalma artinya 'manusia'. Ruang Gramedia Jalma yang direnovasi lebih feminin, estetik, dan vibes kekinian berubah jadi melting pot bagi para pembaca dan pencipta, ide dan ruang, serta jadi ruang berjejaring antar komunitas kreatif di Jakarta dan sekitarnya.

Ruang kreatif ini juga bisa berubah jadi co-working space, reading pod, dan reading pod khusus anak secara nyaman. Ini adalah kreasi kedua bagi penerbit Gramedia setelah kesuksesan Makarya di dalam toko buku Gramedia, Jakarta Timur.

Immaculata Adhista yang mewakili Gramedia Jalma cerita Makarya dan Jalma lahir atas mimpi mendekatkan buku ke generasi baru.

"Sebenarnya ketika kita mengembangkan Makarya dan Jalma, dari passion dan mimpi yang sama. Baik Matraman maupun Blok M, dari kami penting buat merespons bukan sebagai ruang estetik semata," katanya saat ditemui di Gramedia Jalma, pada Jumat malam (4/7/2025).

Eksperimen pihak Gramedia ini dibuat di usia yang menginjak 55 tahun dengan ruang yang lebih besar dan lebar. Baru sebulan dibuka untuk publik, Jalma sukses menarik perhatian para penikmat buku. Setiap akhir pekan, berbagai agenda diselenggarakan.

"Usianya baru sebulan ya, harapan kami memang agar ada toko-toko buku Gramedia yang lain, akan memakai konsep yang menyesuaikan dengan kawasannya," ungkapnya.

Suasana Gramedia Jalma.Suasana Gramedia Jalma. Foto: Tia Agnes Astuti/detikpop

Manajer Departemen Fiksi dan Buku Anak Gramedia Pustaka Utama (GPU), Nina Andiana juga bilang Jalma berhasil jadi melting pot di kawasan Blok M.

"Terutama bagi anak-anak muda di sekitaran Blok M. Memang satu space gak bisa men-copy paste dari tempat lain, harus sesuai dengan lingkungan sekitarnya. Lihat lingkungan gimana, dan Gramedia meresponsnya. Langkah pertama dan kedua ini bagus banget," ungkap Nina.

Desain Arsitektur Jalma

Dalam acara Introducing: Gramedia Jalma, arsiteknya Jacob Gatot Sura yang juga pendiri Kopi Aloo juga cerita pihaknya sengaja bikin desain yang ngajak pengunjung buat berhenti sejenak. Jalman jadi ruang yang nyaman namun gak pasif, estetik, tapi juga akrab.

"Ini spirit baru dari Gramedia, less imitidating, sesuai dengan perencanaan toko-toko buku di Taiwan dan jepang, jadi sebuah impian saya, membayangkan satu hari di Jakarta ada toko buku seperti itu, ketika ditawari project ini saya langsung mau," ungkapnya.

Jika Makarya full dengan warna gelap dan terkesan maskulin, Jalma diakuinya lebih feminin.

"Saya terjemahkan ke warna yang lebih ringan, kita juga tahu ada banyak anak muda senang banget ke perpustakaan, desain sofanya juga beda dan ternyata diapprove," ucap Jacob.

Jika detikers masuk dari depan Jalan Melawai dekat Pasaraya Blok M atau deretan toko-toko yang viral, maka bisa menjumpai Kedai Kopi Aloo. Nah, di depan Blok M Square jadi pintu masuk bagi Gramedia Jalma.

Kamu siap jalan-jalan ke toko buku Gramedia Jalma?


(tia/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO