Teater Gardanalla Bawa Lakon Bertiga tapi Berempat ke Jakarta

Berlatar peristiwa reformasi di dekade 1996 sampai 1998, keempat pemain yang ganti-gantian jadi narator, Dora, Cuk, dan Giant bertukar peran. Dora awalnya berperan jadi istri Giant tapi dahulunya seorang aktivis, Giant yang juga punya peran sama di masa lalu sayang banget sama Dora tapi suka ngajak pria lain buat satu ranjang dengan keduanya.
Cuk muncul malam itu, dan buat Dora kegirangan ngomongin sejarah kelam Indonesia di atas ranjang. Ya, kamu gak salah baca.
Lakon Bertiga tapi Berempat yang dipentasin sama Teater Gardanalla emang cuma berpusat dengan artistik di atas ranjang dan kursi. Hadir dengan gaya realisme, sutradara dan penulis naskah Joned Suryatmoko cerita sebenarnya ide pentaskan ulang bermula dari data sejarah di medsos yang diolah jadi sesuatu hal menyimpang.
"Masyarakat seharusnya kritis pertanyain mana yang benar atau tidak. Teater jadi ruang terombang-ambing dan peran yang berubah," katanya saat ditemui di Komunitas Salihara pada Jumat malam (9/5/2025).
Joned yang sengaja ambil latar peristiwa reformasi di Yogyakarta ngaku itu adalah peristiwa yang terinspirasi dari kisahnya saat jadi mahasiswa. Konteks sejarah kelam itu buat nunjukkin ke penonton salah satu yang terjadi di masa lampau.
"Gimana saya dan mungkin masyarakat lainnya melihat peristiwa itu, aksi pembakaran kantor GATRA, gimana kekecewaan mereka, menarik POV aktivis April '96 sampai rentang Juli '98 rentetan itu membentang satu rangkaian. Semoga bisa mengingat jadi satu momen penting sejarah," ungkapnya.
Naskah Bertumbuh dan Pentas Keliling
Joned juga ngaku naskahnya bertumbuh. Awalnya ia nulis buat pemeran 3 orang namun ditambahi jadi 4 orang. Peran itu ditambahi setelah Joned membawa naskahnya ke Asia Playwright Meeting di Tokyo dan diterjemahkan dalam bahasa Jepang serta Inggris.
Naskah ini juga sempat dibacakan di beberapa negara, termasuk Filipina. Pada 2013, naskahnya juga sempat diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman.
"Sama seperti naskah Bertiga, sekarang (jadi) Berempat. Saya gak bisa ngelihatnya jadi proses organik, akhirnya Giant jadi master mind pertunjukan dan butuh ditambahin," ungkapnya.
Konsep Metateater
Uniknya pementasan 1 jam 25 menit, konsep akting berlagak dan metateater ditonjolkan oleh Joned. Sejak 2001, ia fokus pada eksplorasi berbasis realisme dan gak cuma mikirin setting.
"Realis tetap ada, tapi gimana akting keluar-masuk. Bisa mengimplikasi dan menyuarakan dramaturgi realisme, gimana akting berlagak seperti apa. Berangkat dari kegelisahan membagikan itu, gimana panggung bergerak ke wilayah yang bermain-main," tukasnya.
Hari ini tinggal satu show lagi yang bakal digelar di Komunitas Salihara pukul 16.00 WIB.
(ass/ass)