Alasan Cerita Si Pitung hingga Petrus Era Orba 'Unjuk Gigi' di Cannes

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Sampul komik Bandits of Batavia
Foto: Courtesy of Bryan Valenza/ Beyondtopia
Jakarta - Komite Ekraf Jakarta untuk pertama kalinya bakal memboyong tiga IP komik lokal Tanah Air ke Marche du Film, bagian dari Festival Film Cannes 2025. Di sana, bakal ada Asian Intellectual Property (IP) Showcase yang memamerkan karya-karya IP kenamaan Asia.

Tiga komik lokal itu di antaranya Bandits of Batavia karya Bryan Valenza dari Beyondtopia, komik JITU yang diterbitkan Caravan Studio dan diwakili oleh Chris Lie, serta komik Locust karya Iskandar Salim yang dirilis oleh Kosmik Studio dan diwakili oleh Sunny Gho.

Menurut Ketua Umum Ekraf Jakarta Robby Wahyudi ketiga komik lokal itu punya kekuatan kultur Indonesia.

"Kenapa kita pilih IP-IP ini, karena kami melihat festivalnya lebih ke art movie atau art house ya. Kami harus memilih market yang sesuai dan tentunya lebih ke fantasi. Market mereka kan di Eropa dan apa yang dibicarakan dalam komik itu terjadi di negara kita Indonesia, sangat kultural banget," katanya usai talkshow 'Dari Jakarta ke Cannes' yang digelar di Teater Wahyu Sihombing, TIM, Jakarta Pusat, Rabu (23/4/2025).

Lewat ketiga karya tersebut, Ekraf Jakarta memilih yang spesifik dan sesuai dengan segmen yang ada di Cannes dan dataran Eropa.

Robby juga menceritakan, komik Bandits of Batavia yang digarap oleh Bryan Valenza ceritain soal Si Pitung dan bagaimana ingin mengalahkan bandit-bandit yang jahat di desanya. Komik JITU yang ditulis oleh Haryadhi ceritain soal organisasi rahasia bernama J.I.T.U dengan satuan penembak misterius (Petrus) yang ada di zaman Orde Baru.

Beda halnya dengan komik Locust yang berlatar Sumatera Utara dengan salah satu kejadian kekerasan rasial di dekade 1960-an.

"Saya percaya bahwa kultur Indonesia itu nggak harus wayang atau batik, tapi menyelipkan bumbu Indonesia sudah cukup. Punya relevansi dengan negara lain," katanya.

"Misalnya saja di komik Locust keturunan China yang landing di daerah Sumatera, itu bisa terjadi juga di Brazil. Transent kultural lain yang nyambung. Kami ke sana juga bawa JITU yang sudah nempel banget sama Timo (sutradara film). Bandits of Batavia, kalau dari cerita si Pitung bisa dilihat desain karakter superheronya," tegas Robby.

Dia pun mengakhiri wawancara dengan pernyataan ciamik. "Pendalaman kultural ketiga komik ini dibalut dengan ekonomi kreatif yang oke, hasilnya adalah IP yang kuat," tukasnya.

Berikut cerita tiga komik yang bakal 'unjuk gigi' di Cannes bulan depan:

1. Komik Bandits of Batavia

Bergenre action, crime, thriller, komiknya menceritakan tentang sebuah geng penjahat di Batavia yang dapat mengendalikan sihir.

Kekuatan sihir mereka memusnahkan banyak desa dan menelan banyak korban. Salah satu korban yang selamat, Pitung, bertekad untuk membalas dendam atas perbuatan para penjahat tersebut.

2. Komik JITU

Komik yang sudah rilis sampai volume 5 mengisahkan Indonesia terdapat organisasi rahasia bernama J.I.T.U. yang terinspirasi dari satuan penembak misterius (Petrus) pada zaman Orde Baru.

Rudra sebagai tokoh utama adalah anak muda yang berada di dalam keadaan yang sulit. Ia terpaksa melakukan pekerjaan yang membawanya ke dalam situasi yang berbahaya.

3. Komik Locust

Komik karya Iskandar Salim dan Shiella Witanto yang diterbitkan di Kosmik Studio menceritakan tentang kejadian di pertengahan 1960-an. Sekelompok warga Tionghoa-Indonesia di Sumatera terpaksa menetap di perkebunan tembakau untuk menghindari pertikaian di kala itu.

Namun mereka tak sengaja membangunkan suatu petaka dan mengulang lagi tragedi berdarah yang terjadi di masa silam.




(tia/wes)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO