Lakon ADUH Teater Mandiri 'Pulang Kampung' ke Taman Ismail Marzuki

Sutradara sekaligus penulis naskah ADUH, Putu Wijaya, mengatakan pementasan yang bekerja sama dengan Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ingin menjumpai para penontonnya lagi.
"Naskah ini sebetulnya ditulis tahun 1971, kemudian saya sempat memainkannya di tahun 1974 di Teater Arena, TIM. Saya mainkan persis sama seperti yang saya tulis, naskah tidak diubah, dan pengadegan juga sama persis," ucap Putu Wijaya saat media gathering di lobi Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Rabu (19/2/2025).
Putu Wijaya yang berasal dari Bali dan baru belajar teater ketika ada di SMA, saat itu merasakan segala fasilitas seni pertunjukan minim.
"Apa yang diperlukan tidak ada. Nggak ada gedung pertunjukan, pemain juga, gimana menyukai sesuatu yang serba nggak ada. Saya menulis drama lagi di Yogyakarta, harus begini begitu. Begitu pindah ke Jakarta, saya tiba-tiba merasa harus melihat lagi ke dalam hati saya," ucap Putu Wijaya.
![]() |
Dalam naskah ADUH, sama sekali tidak ada nama-nama karakter. Jika biasanya, sutradara yang memilihkan peran bagi para pemain berbeda dengan naskah tersebut.
"Saya serahkan kepada mereka. Pilihlah sendiri. Saya mencoba ngetes, bisa nggak. Setelah latihan, dialog yang dimainkan oleh pemain tepat betul. Kecerdasan pemain sudah berkembang, akhirnya saya memutuskan bahwa drama ini bukan drama absurd seperti orang pikirkan. Ini peristiwa kita sekarang ini," tegasnya.
Baca juga: Setengah Abad 'Aduh' |
Lakon ADUH dikenal sebagai karya terfenomenal Putu Wijaya. Ditulis pada 1971, karya ini meraih penghargaan pemenang pertama Sayembara Penulisan Lakon DKJ di 1973.
ADUH menggambarkan kehidupan penuh ironi dan kegetiran namun tetap menemukan ruang untuk tawa. Melalui narasi antara humor dan kritikan, ADUH mengajak penonton untuk merenungkan konflik batin manusia.
Pentas ADUH digelar pada 20 dan 21 Februari 2025 di Teater Kecil, TIM, Jakarta Pusat.
(tia/tia)