Teater Populer Adaptasi Dag Dig Dug, Dianggap Relevan dengan Kondisi Terkini

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Latihan Pertunjukan Teater Dag Dig Dug di Sanggar Teater Populer, Kamis (16/1/2025).
Sutradara Teater Populer saat ditemui di sanggar kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, kemarin. Foto: Muhammad Nur Iqbal/ 20Detik
Jakarta - Teater Populer manggung lagi pada 25-26 Februari 2025 di Teater Salihara, kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Lakon Dag Dig Dug yang diadaptasi dari naskah Putu Wijaya dihidupkan lagi oleh kelompok teater tertua di Indonesia.

Menurut sutradara Slamet Rahardjo, lakonnya kontekstual dengan masa sekarang.

"(Pesannya) jangan macem-macem, segala hal bisa dipertanggungjawabkan. Kita bikin semacam perlawanan, jangan rusak demokrasi, jangan main-main sama politik itu yang juga kurang ajar," kata Slamet Rahardjo saat ditemui di Sanggar Teater Populer, Tanah Abang, Jakarta Pusat, kemarin.

Dalam lakon Dag Dig Dug yang ceritain setelah kematian aktivis Chaerul Umam itu, ada pesan tentang demokrasi kepada masyarakat.

"Itu yang kami inginkan, demokrasi ini punya sikap politik yang jelas. Maka saya menginginkan Dag Dig Dug ini dipentaskan, karena idealisasi sudah nggak ada. Chaerul Umam sudah nggak ada, ada nggak yang diteladanin sekarang? Nggak ada," ungkapnya.

Hal yang sama juga diungkap oleh Reza Rahadian. Dia diajak sepanggung oleh Slamet Rahardjo dalam lakon Dag Dig Dug.

"Sangat kontekstual. Pertama tentang peran mahasiswa bernama Tobing tokoh pergerakan mahasiswa, sangat relevan dengan yang terjadi sejauh ini. Berbicara soal ruang yang tidak seharusnya diambil," ungkap Reza.

Ada banyak potongan adegan yang masih membicarakan kritik sosial-politik tentang kondisi Indonesia. Misalnya, pemberantasan korupsi, suara publik sampai peran masyarakat sipil.

"Dag Dig Dug buat saya perumpaan atas perasaan yang dirasakan oleh sebagian besar masyarakat kita. Bukan ketakutan ya, tapi resah, sedang menanti, dan memprediksi. Pertanyaan yang muncul atas keresahan itu, itulah salah satu titik yang saya bilang sangat kontekstual sesuai zaman," tukasnya.


(tia/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO