Alasan Danni Febriana Pakai Charcoal Jadi Material Melukis

Jika pelukis biasa memakai material cat akrilik, cat air, dan cat minyak, berbeda halnya dengan Danni Febriana. Lulusan Seni Rupa Universitas Negeri Semarang (UNNES) itu memilih memakai charcoal atau dikenal sebagai arang.
Ya, detikers nggak salah dengar. Arang aktif berwarna hitam dan berbahan padat berpori ini mengandung karbon seperti tempurung kelapa sawit, bambu, serbuk kayu, gambut, batu bara, dan lain-lain.
Material ini juga dikenal sebagai bahan tertua yang dipakai buat menggambar sejak dahulu kala. Kepada redaksi detikcom, Danni yang awalnya mengerjakan tugas akhir kuliahnya di UNNES meriset tentang para penyintas erupsi Gunung Merapi di tahun 2010.
"Itu proyek tugas akhir kuliah yang jadi fokus kekaryaan. Karena temanya benar-benar sebagai bentuk resiliensi pengalaman traumatis," terangnya di SAL Project.
![]() |
"Ketemu (material) charcoal juga di situ. Nggak cuma jadi medium berkarya tapi juga idiom buat menyampaikan pengalaman traumatis," sambung Danni.
Material charcoal yang terkesan rapuh itu jadi lebih personal ketika dipakainya buat melukis di atas permukaan kanvas yang putih. Menurut Danni, charcoal bisa menyampaikan pesan kepada pencinta seni yang melihat lukisan-lukisannya.
"(Charcoal) juga medium yang rapuh," katanya.
"Nggak bisa sedikitpun buat kesalahan, kalau ada kesalahan harus mengulang (melukis). Nggak mudah dihapus, harus disiplin, teliti, dan ada pengalaman yang jadi bertumbuh ketika pakai charcoal," terang seniman asal kota Majenang, Cilacap, Jawa Tengah tersebut.
Danni pun berhasil menimbulkan dominasi warna hitam-putih dalam setiap lukisan-lukisannya. Terkesan dark namun menenangkan, rapuh tapi bisa detail ketika melukiskannya.
"Benar-benar kayak sublime antara aku dan kekaryaan (sebagai seniman)," tukasnya.
Baca juga: 5 Peristiwa Seni Budaya Terpopuler |
(tia/dar)