Agustinus Wibowo Baca 135 Buku hingga Nulis 6 Tahun demi Garap Buku Baru

Demi menyelesaikan bukunya, ia sampai memakan waktu selama 6 tahun dan membaca lebih dari 135 buku.
"Lebih dari 135 buku dan memakan waktu selama 6 tahun, memang butuh waktu yang cukup panjang," katanya saat mengisi acara detikSore di kantor detikcom, kawasan Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2024).
Buku Kita dan Mereka ada setebal 600 halaman. Saat menyambangi kantor detikcom, Agustinus cerita kalau bukunya adalah karya terlama yang ditulis.
"Misalnya saja satu bab tentang agama, saya harus mencari tahu tentang agama Islam, Kristen, banyaknya aliran atau mazhab dalam Islam dan Kristen, bagaimana dengan Hindu dan Budha, sampai merumuskan tentang evolusi agama. Untuk satu bab saja, bisa baca puluhan buku," terangnya.
Buku Kita dan Mereka, lanjut dia, menceritakan perjalanan panjang buat memahami manusia dan identitas konflik di baliknya, yang dipisahkan oleh ideologi.
"Bukunya saya tulis atas perenungan sejarah, menelusuri di mana sih asal identitas, siapa yang bikin garis batas, kenapa kita terkotak-kotak, bagaimana asalnya agama, kenapa agama yang dianggap kebaikan bisa berkonflik satu sama lain, ini pertanyaan besar manusia yang saya coba jawab. Ini (Buku) bukan hanya perjalanan fisik tapi menelusuri sejarah bangsa," kata penulis Titik Nol.
Buat menerbitkan Kita dan Mereka, Agustinus menuliskannya tidak kaku dan esai yang rumit. Tapi dengan bahasa sederhana dan ringan, ia menyajikan kisah yang menarik di balik perenungan sebuah perjalanan.
Dia menyebutnya sebagai teknik nonfiksi kreatif. "Gimana menggunakan teknik penulisan fiksi, isinya data, fakta, cara penyampaiannya adalah storytelling. Materinya berat tapi ringan karena tekniknya bercerita," tukasnya.
(tia/wes)