Fakta Terbaru! Lukisan Mona Lisa Diklaim Gak Pernah Dicuri dari Italia

detikers, tahu gak sih dengan lukisan Mona Lisa yang fenomenal banget ada di Museum Louvre, Prancis? Pastinya tahu, dong.
Ada fakta terbaru dari lukisan bersejarah Mona Lisa. Salah satu pakar Leonardo da Vinci, mengatakan lukisan Mona Lisa gak pernah dicuri atau keluar dari negara yang sekarang lagi adain Olimpiade nih, genks.
Sejarawan asal Inggris yang bernama, Martin Kemp, menepis gagasan lukisannya telah diambil dari Italia. Perdebatan itu ada selama berabad-abad lamanya.
Dalam tulisannya yang diposting di Art Newspaper, merespons laporan seorang arkeolog Mesir yang kontroversial dukung Italia buat menuntut pengembalian lukisan Mona Lisa. Pria bernama Zahi Hawass itu mengatakan ia berencana buat menghubungi Gennaro Sangiuliano, Menteri Kebudayaan Italia.
"Lukisan Mona Lisa harus dikembalikan ke Italia," tulis Zahi Hawass.
Seperti kita ketahui, Museum Louvre telah memamerkan lukisan Mona Lisa sejak lama. Dalam sejarahnya, lukisan Mona Lisa pernah dicuri pada 1911.
Vincenzo Perruggia kelahiran Italia mencuri lukisan itu dari Louvre dengan rencana buat mengembalikan ke negara asalnya. Rencananya digagalkan oleh direktur Galeri Uffizi yang kasih tahu polisi tentang pencurian yang dilakukan Peruggia setelah mengautenfifikasi lukisannya.
Dia berasumsi bahwa Prancis telah mencuri Mona Lisa yang dinilai sebagai lukisan paling ikonik dalam sejarah Renaisans Italia. Fakta ini dibantah oleh pakar Leonardo da Vinci.
Menurut keterangannya, Raja Prancis, Francis I telah menyimpan karyanya sejak pertengahan abad ke-16. Francis I adalah sosok pelindung bagi Leonardo da Vinci yang menghabiskan masa terakhirnya sebelum meninggal di Prancis pada 2 Mei 1519.
Sejarah Mona Lisa memang kerap jadi perebutan dunia. Apakah lukisannya jadi warisan Prancis atau Italia.
"Apakah warisan sah Leonardo adalah Florentine atau Milan (mengingat bahwa "Italia" belum menjadi entitas pada saat itu)?. Gak sepenuhnya milik Romawi tapi ada kepemilikan Prancis yang kuat dan selama ini selalu ada di Prancis," tulis Martin Kemp.
(tia/dar)