Dance for All, Sajian Tarian Balet bagi Siapa Saja

Pertunjukannya digelar di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, setelah lama ditutup karena renovasi bangunan cagar budaya.
Selama 120 menit, kamu bisa menonton 11 pementasan hasil kolaborasi Cicilia Ballet School dan dua tarian dari EKI Dance Company. Dance for All, gak cuma menampilkan tarian balet klasik tapi juga kontemporer dari ratusan penari yang terlibat.
Produser Dance for All, Nala Amyrtha, bilang pementasan ini emang sebagai sebuah ajakan menari bagi semua orang.
"Kalau dibilang para penari di EKI Dance Company gak ada yang penari balet, tapi kami dikenal sebagai dance company. Kami tuh mau menularkan bagi semua orang, menari itu bisa buat siapapun, apa pun status, apa pun jenis tariannya," katanya saat dijumpai di Gedung Kesenian Jakarta pada Kamis (18/7/2024).
Dalam pentas ini, gak cuma tarian balet saja yang ada. Para penari juga nampilin kontemporer, modern, dan hiphop.
"Kami tegaskan menari itu bukan eksklusif buat kalangan tertentu," ungkapnya.
Tarian yang bakal dibawakan di antaranya Dance for All, My Little Dolls, Musical Doll, The Movement, The Box, The Little Fairies, Good at Dancing, Le Monsta, Maya, Firebird, dan Fairy Doll.
Baca juga: Bahasa Lampung Terancam Punah! |
Uniknya ada tarian Legenda Burung Api dari Manggarai yang terinspirasi dari legenda Firebird asal Rusia. Musiknya diambil dari Suite from The Firebird (1919 version) dari komposer Igor Stravinsky dengan orkestra New York Philharmonic dan konduktor Leonard Bernstein. Legenda Burung Api dari Manggarai merupakan karya mendiang pendiri EKI Dance Company, Rusdy Rukmarata.
Dalam karya adaptasi ini, Rusdy menambahkan karakter bebek yang fisiknya tidak sempurna, tapi membuat sang Burung Api yang sempurna, jatuh cinta.
"Dance for All ini menyuguhkan nuansa yang beragam dan sarat makna. Semoga bisa menambah kegairahan dunia tari Indonesia," tambah Aiko yang juga Direktur Utama EKI Dance Company.
(tia/dar)