Bahasa Lampung Terancam Punah!

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Ilustrasi kata bahasa Sunda dalam KBBI.
Ilustrasi kata. Foto: Istimewa
Jakarta - Pembicaraan soal bahasa Lampung yang terancam punah jadi sorotan nasional beberapa hari ini. Isu ini bukan isapan jempol belaka, detikers.

Bagi kamu pembaca setia detik, bahasa Lampung yang terancam punah dalam kurun waktu 36 tahun mendatang diungkapkan oleh Ketua Komunitas Berkat Yakin, Alexander GB.

Komunitas yang bergerak dalam bidang seni khususnya teater itu baru saja menggelar jumpa pers Festival Seni Bahasa Lampung. Dalam jumpa awak media baru-baru ini, Alexander tegas ngomong kalau bahasa Lampung di masa sekarang telah menjadi minoritas.

"Hasil riset dari tahun 1994 itu bahwa bahasa Lampung rentan punah karena penuturnya sudah terputus di beberapa generasi. Kalau dihitung-hitung sampai sekarang, mungkin sekitar 36 tahun lagi," katanya ketika dihubungi redaksi detikcom, Kamis (18/7/2024).

Fenomena ini terjadi di Bandar Lampung dan kota-kota lainnya. "Masyarakat sudah jarang ngobrol pakai bahasa Lampung apalagi di tempat-tempat publik, di rumah pun jarang," tegasnya.

Konferensi Festival Seni Bahasa LampungKonferensi Festival Seni Bahasa Lampung yang digelar Komunitas Berkat Yakin. Foto: Courtesy of Komunitas Berkat Yakin/ Istimewa

Riset ini pernah diungkapin oleh Profesor Sosiolinguistik dari Universitas Indonesia, Asim Gunarwan. Data dari Badan Bahasa Kemendikbud tahun 2022 menyatakan bahwa sebanyak 139 bahasa daerah di Indonesia terancam punah dan bahasa Lampung berada di antaranya.

"Fakta kedua populasi orang Lampung juga jadi minoritas, ini yang jadi keprihatinan kami. Lampung itu majemuk dan mulkultural, lama-lama hilang bahasa Lampung-nya, kami merasa masyarakat perlu melihat kembali bahasa daerahnya," katanya.

Sekarang ini, di Lampung masyarakat aslinya hanya sekitar 13,82 %. Sebagian besar berasal dari pendatang khususnya Pulau Jawa sebanyak 65 %. Sisanya lagi ada Sumatera Selatan.

Gara-gara permasalahan tersebut, Komunitas Berkat Yakin coba membuat Festival Seni Bahasa Lampung yang bakal digelar di Taman Budaya Lampung pada 22-28 Juli. Menurut Alexander, seni adalah medium terbaik buat sampaikan aspirasi.

"Kami buat banyak acara, pameran puisi berbahasa Lampung. Ada puisi karya penyair Afrizal Malna, Joko Pinurbo, Rendra yang di-translate. Ada juga seminar, festival teater berbahasa Lampung sampai musik klasiknya," tuturnya.

"Memang harapan kami, lebih aware lagi, supaya melihat kembali nasib bahasa Lampung terlepas relasi secara genetika atau tidak," tukasnya.


(tia/nu2)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO