Siap Terkesima dengan ARTJOG 2024?

Resmi dibuka sejak 28 Juni, bagi kamu pencinta seni siap buat berlebaran di ARTJOG 2024? Setiap tahunnya nih detikers, pameran seni kontemporer bergengsi ini selalu jadi incaran buat didatangi.
Tahun ini, ARTJOG 2024 mengusung tema Motif: Ramalan yang nampilin 48 seniman dewasa dari Indonesia hingga mancanegara dan 36 seniman anak-remaja yang lolos seleksi.
Tema 'ramalan' gak sembarangan diambil oleh tim kuratorial ARTJOG. Kurator tamu Hendro Wiyanto bilang kalau ramalan itu adalah sesuatu yang kita bayangkan akan terjadi di masa depan, yang dekat maupun jauh.
"Peristiwa yang kita bayangkan itu, paling tidak menurut kami para kurator, sebetulnya sudah kita alami hari-hari ini. Kami berharap undangan dengan seniman ini tidak hanya mengundang mereka untuk mengimajinasikan atau mereka-reka, tetapi juga berimajinasi," katanya dalam keterangan yang diterima detikpop.
Sesuai tradisi ARTJOG setiap tahunnya, ada satu atau kolektif seniman yang karyanya jadi komisi. Kali ini, ada Agus Suwage dan Titarubi. Apa sih yang mereka tampilin?
Nah, duo seniman yang juga pasangan suami-istri ini nampilin karya seni instalasi interaktif dengan berbagai dimensi dan media. Karya ini ditampilkan di depan gedung pamer, di dalam bangunan khusus yang di dalamnya terdapat area lobi dan lorong dengan beberapa bilik ruangan.
Agus Suwage menampilkan objek-objek telinga manusia sebagai simbol indera pendengaran yang sangat "toleran" di ruang sosial kita yang penuh kebisingan.
Di ruang yang sama, Titarubi menumbuhkan berbagai jenis padi yang diiringi rekaman doa, pepatah, dan pujian dari kelompok masyarakat adat yang dapat didengarkan di beberapa ruangan, termasuk yang ada di dalam karya Agus Suwage.
Baca juga: Merayakan 'Kursi' |
"Karya ini setidaknya mewakili cara manusia memahami sebuah ramalan, sebagaimana doa merupakan harapan terhadap situasi yang diinginkan di masa mendatang," tulis pernyataan Agus Suwage dan Titarubi.
Selain karya komisi, ARTJOG 2024 juga menampilkan karya-karya dari Jun Kitazawa (Jepang), Kolektif Menyusur Eko Prawoto, kolaborasi antara Nicholas Saputra, Happy Salma, & (alm) Gunawan Maryanto, serta On Kawara (Jepang, 29,771 hari).
Karya yang unik nih detikers adalah kolaborasi antara Nicholas Saputra, Happy Salma, dan (alm) Gunawan Maryanto menghadirkan sebuah karya alih wahana dari pembacaan Serat Centhini khususnya dalam bagian Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan, terjemahan Elizabeth D. Inandiak pada 2002 dalam Bahasa Perancis.
Kamu makin penasaran buat datang ke ARTJOG 2024? Pamerannya digelar sampai 1 September 2024 di Jogja National Museum (JNM), Yogyakarta.
(tia/wes)