5 Fakta Patricia Piccinini yang Pameran di Museum MACAN

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Jakarta - Museum MACAN segera buka pameran terbarunya yang berskala besar dan berjudul CARE. Eksibisi yang gak biasa itu merupakan karya Patricia Piccinini asal Australia.

Sebenarnya siapa sih Patricia Piccinini? Bagaimana kiprahnya di dunia seni rupa global? Simak 5 fakta tentangnya ya, detikers.

1. Latar Belakang

Selain berasal dari Australia, Patricia Piccinini memulai karier artistiknya di awal dekade 1990-an.

Pada 1972, Piccinini pindah ke Canberra, Australia. Ia meraih gelar Bachelor of Arts (Economic History) dari Australian National University pada tahun 1988 dan Bachelor of Arts (Painting) dari Victorian College of the Arts pada tahun 1991.

Pada 1994, bersama Peter Hennessy dan sejumlah perupa lainnya, ia menginisiasi The Basement Project Gallery di Melbourne, yang ia
kelola hingga 1996.

2. Pematung Hiperealistis

Karya-karya Patricia Piccinini selalu menyentil isu hubungan antara manusia dan teknologi. Batas yang gak ada antara alami dan buatan melalui patung hiperealistis.

Fokus dari praktik seni Piccinini merupakan narasi yang mendalam mengenai kepedulian, empati, dan signifikansi hubungan kita dengan lingkungan dan berbagai spesies lain.

3. Buat Chimera

Patricia Piccini akhirnya buat karakter yang berasal dari mitologi bernama Chimera. Dikenal dengan karya patung makhluk khayali (chimera) alami dan mekanis yang bergaya hiperealistis.

Praktik artistik Patricia Piccinini mengeksplorasi bentuk-bentuk baru mengenai tubuh, aspek fisik, dan rasa welas asih.

4. Karya Spektakuler Lainnya

Pada 2003, Patricia mempersembahkan pameran 'We Are Family' untuk Paviliun Australia di 50th Venice Biennale. Pada 2012-2013, ia menciptakan The Skywhale, sebuah balon udara berbentuk mamalia imajiner terbang yang dipesan untuk perayaan seratus tahun Canberra.

5. Pameran Keliling Dunia

Diakui dengan Melbourne Art Foundation Visual Arts Award (2014) dan gelar doktor kehormatan dari Victorian College of the Arts (2016). Pengaruhnya merambah secara global melalui pameran solo.

Termasuk 'ComSciencia' di Brasil (2015-2017); 'Curious Affection' di Australia (2018); dan 'HOPE' di Hong Kong (2023). Ia juga tampil dalam biennale internasional ternama, termasuk The 3rd Gwangju Biennale, Korea (2000); 2nd Berlin Biennale, Jerman (2001); 8th Havana Biennial, Kuba (2003); 'Becoming Animal' di Amerika Serikat (2005); 2nd Asian Art Biennale, Taipei (2009); dan 'Medicine and Art' di Tokyo, Jepang (2009).

(tia/dar)




TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO