Merayakan 'Karet' dalam Karya Seni

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Beyond Elasticity: Rubber and Materiality
Beyond Elasticity: Rubber and Materiality Foto: Tia Agnes/detikcom
Jakarta - Pernah lihat karya seni yang terbuat dari karet? Emang sih agak aneh dan terlihat kurang estetik, tapi tahu gak sih detikers kalau perkebunan karet punya sejarah panjang di Indonesia sejak era kolonial Belanda.

Karet jadi komoditas utama yang dipakai di produk dan peralatan di seluruh dunia, tapi sayangnya di kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampu, banyak kebun karet berubah jadi kebun singkong dan beton.

Gara-gara kondisi ironi inilah, Jagad Gallery bekerja sama Sekolah Seni Tubaba mengajak 13 seniman buat residensi di sana. Bukan sembarang residensi loh detikers, tapi para seniman juga diajak menyelami bahan baku karet dan menggubahnya jadi artwork yang keren-keren.

Karya seni yang dipamerin dalam eksibisi Beyond Elasticity: Rubber and Materiality sudah dibuka di lantai 2 Jakarta Art Hub, Wisma Geha, kawasan Thamrin, Jakarta Pusat sampai 30 Juni 2024.

Beyond Elasticity: Rubber and MaterialityBeyond Elasticity: Rubber and Materiality Foto: Tia Agnes/detikcom

Kurator pameran Asmudjo Irianto bilang sebenarnya pameran ini mau memicu seniman buat bikin karya seni yang gak cuma mikirin pasar. "Seni rupa kontemporer agak terkooptasi visual mata, dengan material karet mau bikin visual culture. Refleksi kritis kebudayaan material kita," katanya di Jagad Gallery pada Jumat (17/5/2024).

Menurut Asmudjo lagi, situasi produksi karet yang dahulunya petani bisa untung sampai beli mobil kini benar-benar ironi.

"Seni rupa jadi saluran sebenarnya, apakah karya di sini punya kepedulian sama lingkungan. Sama seperti contohnya karya seni Agus Suwage 160 tahun ditanam sampai sekarang, ada gambar figur kosong. Dari zaman kolonial sampai kita merdeka, tetap saja miskin," terangnya.

Beyond Elasticity: Rubber and MaterialityBeyond Elasticity: Rubber and Materiality Foto: Tia Agnes/detikcom

Di Jagad Gallery, kamu bakal ngelihat 12 karya seni para seniman yang eksplorasi material karet. Gak sembarangan nama, selain ada Agus Suwage juga ada pematung senior Dolorosa Sinaga. Dia majang interpretasi karet dengan buku terbuka.

Selai mereka ada Anusapati, Elyezer, Handiwirman, Iwan Yusuf, Maharani Mancanegara, Septian Harriyoga, Yuli Prayitno, dan Titarubi.


(tia/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO