Kenangan Tahun Ini
7 Karya Seni Terfenomenal

- 1. Lukisan Konoha I (Yos Suprapto)
- 2. Patung History of Mass Murdered 1965-1966 (Dolorosa Sinaga)
- 3. Patung Jelmaan Kesombongan (Butet Kartaredjasa)
- 4. Kindred (Patricia Piccinini)
- 5. The Dance of Earthly Delights (Korakrit Arunanondchai)
- 6. Karya Seni Instalasi Bercermin pada Sekitar (Asmoadji)
- 7. View Finder (Andra Matin dan Davy Linggar)
Kalau detikers suka dengan beragam karya seni tersebut, yuk dibaca dulu kaleidoskop tahun 2024 seperti dirangkum redaksi detikpop. Berikut 7 karya seni terfenomenal hingga yang jadi sorotan:
1. Lukisan Konoha I (Yos Suprapto)
![]() |
Lukisan Konoha I karya seniman Yos Suprapto jadi sorotan dan tadinya ditutupi dengan kain hitam. Menurut Yos, lukisan ini bercerita tentang seorang raja mengenakan mahkota Jawa. Dia duduk di singgasana, sambil menginjak orang di bawahnya.
Menurut Yos, dalam lukisan itu dia bercerita tentang terjadinya kehilangan kedaulatan pangan dan tentang sejarahnya. Kemudian diakhiri dengan lukisan yang menggambarkan penguasa, kekuasaan.
"Kedaulatan pangan tanpa kekuasaan itu omong kosong. Jadi itu gambar tentang bagaimana kekuasaan itu memperlakukan rakyat kecil. Segala sesuatu yang menanggung adalah rakyat kecil. Di bawah kaki sang penguasa itu adalah rakyat kecil," kata Yos di Galeri Nasional Indonesia.
2. Patung History of Mass Murdered 1965-1966 (Dolorosa Sinaga)
![]() |
Dalam pameran Patung dan Aktivisme, Dolorosa Sinaga menampilkan patung History of Mass Murdered 1965-1966 yang dipajangnya di bagian fasad depan Gedung A, Galeri Nasional Indonesia.
Patungnya gambarin wanita telungkup di atas peti mati dan buku tebal. Satu monumen lagi nampilin figur-figur para pendemo yang sedang membopong tubuh korbannya dalam Monumen Tragedi 98
3. Patung Jelmaan Kesombongan (Butet Kartaredjasa)
![]() |
Dalam pameran tunggalnya di medio April, Butet Kartaredjasa menjadi pembicaraan karena patung berjudul Jelmaan Kesombongan. Sosoknya kayak Petruk berwarna hitam, tapi wajahnya emas. Wajahnya juga agak mendongak sambil bertolak pinggang. Di belakangnya, ada tiga lukisan besar banget dengan dominasi warna merah putih dengan tulisan 'Melik Nggendong Lali'.
Butet cerita kalau Melik Nggendong Lali terinspirasi dari lukisan kaca tradisional Jawa Tengah, wujudnya punakawan. Orang yang punya harta dan kekuasaan, sering buat orang lupa.
4. Kindred (Patricia Piccinini)
![]() |
Patricia Piccinini untuk pertama kalinya menggelar pameran tunggal di Museum MACAN Jakarta. Salah satu patung hiperialistis yang menarik adalah Kindred (2018). Patungnya menampilkan induk orang utan yang tengah merawat bayi-bayinya dengan wajah menyerupai manusia.
5. The Dance of Earthly Delights (Korakrit Arunanondchai)
![]() |
Seniman asal Thailand ini tengah berpameran tunggal di Museum MACAN hingga April 2025. Di bagian depan area Museum MACAN, ada karya seni cat akrilik di atas kertas tempel yang berjudul The Dance of Earthly Delights, yang uniknya menampilkan burung garuda sebagai simbolisasinya.
6. Karya Seni Instalasi Bercermin pada Sekitar (Asmoadji)
![]() |
Setelah beberapa karyanya mejeng di Art Jakarta, Art Jog, dan Art Subs, perupa asal Tanah Abang, Jakarta itu, juga berhasil memikat dewan juri BAAA #5 yakni karya seni instalasi berjudul Bercermin pada Sekitar, yang menggambarkan ketimpangan sosial.
Karyanya dipamerkan dalam pameran Indonesia Abdoellah Art Award di Galeri Nasional Indonesia. Dia menampilkan maket-maket rumah kumuh yang dikelilingi oleh gedung pencakar langit.
7. View Finder (Andra Matin dan Davy Linggar)
![]() |
Fotografer Davy Linggar dan arsitek Andra Matin berkolaborasi dalam pameran kolaborasi berjudul View Finder. Davy menampilkan 40 lukisan hasil karyanya, yang merupakan bagian dari seri "Following Mother Nature #1-12" sementara Andra Matin membuat instalasi rumah yang juga jadi sorotan dalam pameran yang digelar di ROH Projects.
(tia/dar)