3 Sastrawan di Balik Alasan Hari Buku Sedunia

Khairunnisa Mukinin
|
detikPop
Ilustrasi Hari Buku Sedunia/ Nasional
Foto: Istimewa
Jakarta -

Detikers, Hari Buku Sedunia kembali hadir nih tahun ini. Tepat pada 23 April, kita bisa menghargai dan menghormati para penulis kesusastraan dengan memperingatinya. Tapi tahu gak sih kalau ada alasan sampai ditetapkan tanggal 23 April sebagai Hari Buku Sedunia?

Alasannya sih sebenarnya gak indah-indah banget, karena ternyata berkaitan sama kematian dari nama-nama besar sosok sastrawan dunia.

Pemilihan tanggal 23 April oleh UNESCO ternyata buat peringati kematian para penulis besar yang meninggal di tanggal tersebut. Ada William Shakespeare, Miguel de Cervantes, dan Inca Garcilaso de la Vega dan lain-lain. Simak informasinya yuk!

1. William Shakespeare

Duh, pasti namanya sudah gak asing nih buat detikers. Karya fenomenalnya, yakni Romeo dan Juliet, kisah cinta tragis yang dikemas dalam bahasa yang sangat mendalam. Sampai-sampai, kekuatan emosional dan naratifnya bisa ciptakan ikatan yang kuat antara para karakter dan yang menonton.

Tau gak sih detikers, Shakespeare menulis sepasang kekasih ini sebagai bentuk persembahan pada dunia sastra loh. Meski ditulis di era Renaisans, kisah cinta Romeo dan Juliet tampaknya tak lekang oleh waktu dan jadi salah satu karya sastra yang dihargai hingga kini.

Karya-karyanya, mencakup karya kolaborasi, terdiri dari sekitar 39 drama, 154 soneta, dua sajak naratif. Lalu, hingga tahun 1608, Shakespeare umumnya menulis drama tragedi, di antaranya Hamlet, Othello, King Lear, dan Macbeth, yang semuanya merupakani karya terbaik yang ditulis dalam bahasa Inggris.

2. Miguel de Cervantes

Merupakan seorang novelis, penyair dan dramatis Spanyol. Dirinya dikenal lewat Don Quixote de la Mancha, yang merupakan pelopor novel modern. Don Quixote juga merupakan salah satu karya terapik dalam Sastra Barat, juga terbesar dalam bahasa Spanyol. Anak keempat dari tujuh bersaudara menerbitkan karya besar pertamanya, yakni La Galatea, sebuah roman gembala yang nggak dapat banyak perhatian.

Beralih ke karyanya yang paling terkenal, Don Quixote, menceritakan tentang seorang bangsawan Spanyol yang banyak membaca kisah romansa para ksatria, sampai kehilangan akalnya. Fun fact-nya nih genks, saat bagian pertama dari Don Quixote muncul, si pengarang tetap miskin hingga 1605.

3. Inca Garcilaso de la Vega

Penulis abad ke-16 ini terkenal dengan karyanya yang menggabungkan budaya Inca dan Spanyol. Lewat "Comentarios Reales de los Incas" (Royal Commentaries of the Incas), El Inca mencatat sejarah, budaya, dan kehidupan suku Inca dengan memadukan perspektif Eropa dan Amerika.

Nah, Comentarios Reales de los Incas dianggap oleh sebagian besar orang sebagai mahakarya Inca Garcilaso de la Vega yang gak bisa diragukan. Bahkan, sebagian besar ahli sepakat bahwa Comentarios Reales merupakan kronik budaya, ekonomi, dan politik Kekaisaran Inca, yang diabadikan secara turun-temurun melalui tradisi lisan oleh kerabat dan amauta (guru dan orang bijak). Edisi pertama diterbitkan pada tahun 1609 di Lisbon, Portugal, di percetakan Pedro Crasbeeck.




(tia/tia)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO