Wow! Ada Mural Raksasa di Komunitas Salihara

Khairunnisa Mukinin
|
detikPop
Pameran Tunggal Bunga Yuridespita di Komunitas Salihara, Jakarta Selatan.
Pameran tunggal Bunga Yuridespita digelar di komunitas Salihara. Foto: Khairunnisa Mukinin/ detikPop
Jakarta -

Ada pameran seni baru di Salihara Art Gallery, kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pameran bertajuk Common Sanctum resmi dibuka pada Rabu (6/3) dan bisa dikunjungi sampai 3 April.

Bukan sembarang eksibisi, pameran unik ini mengusung tema ruang dari berbagai perspektif medium yang digagas oleh seniman tunggal, Bunga Yuridespita.

Bunga berhasil menyulap ruang kosong jadi kanvas bermainnya. Bagaimana tidak? Mural raksasa itu tampak mencolok di antara karya seni beragam warna, melintang dari tembok hingga lantai mengisi sebagian dari ruangan pameran.

Mural raksasa itu tampak memikat meski gak punya beragam warna. Hanya mengusung warna hitam dan putih, Bunga berhasil memikat pengunjung yang masuk ke dalam pameran seninya.

Mural gigantik seolah menghadirkan ilusi ruang yang kompleks, dilihat dari berbagai sudut pun. Cuma, buat nikmati visual terbaik dari mural raksasa ini, Bunga menyediakan tempat untuk melihat refleksi semua sudut secara gamblang, yakni dari muka mural yang ditandai gambar sepatu. Tapi, bukan berarti pengunjung gak boleh lihat dari sudut mana pun.

"Namun, saya membebaskan pengunjung untuk melihat perspektif ruang tersebut dari sudut pandang mereka sendiri. Sebab, visual tersebut juga merefleksikan ilusi yang berbeda antara setiap orang," ujar Bunga saat menjelaskan soal muralnya.

Buat ciptakan kedalaman ruang, efek optis-warna Bunga gunakan sehingga tercipta dimensi ruang yang imajiner. Tapi, khusus karya yang satu ini, bunga hanya menggunakan warna monokrom yang materialnya memakai bahan dari produsen cat Mowilex. Tampaknya mural hitam putih ini jadi tantangan bagi bunga dibanding dengan karya-karyanya yang lain dalam pameran ini.

"Challenge yang paling besar (memang), terutama di bagian lantai, itu tuh kita gak nyorot pakai proyektor kayak di mural-mural yang kecil. Jadi, kita mencoba ngukur segala sesuatunya dengan scientific, lebih matematis sih sebenarnya. Jadi, kita bikin satu patokan ke patokan yang lain sampai akhirnya bisa nge-build si gambar-gambar yang ada di lantai. Karena untuk di proyektor, dia terlalu besar. Jadi akhirnya kita ngakalin gimana caranya supaya bisa kesatuan gambar itu terwujud, akhirnya semuanya kita hitung manual," ujarnya.

Nah, gak cuma mural raksasa aja lho, detikers. Pengunjung juga bisa menikmati karya Bunga yang lain, seperti Spectral Solitude, Blocked Shadow, dan sekitar 50 karya seni berbentuk dua dan tiga dimensi yang dituang dalam berbagai media, seperti media kanvas hingga tembok.

Tertarik buat berkunjung gak nih, detikers?




(mg1/tia)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO