Gua Bloyot yang tersembunyi di tengah hutan lebat Kalimantan menawarkan petualangan alam sekaligus wisata sejarah yang memukau. Lokasi tepatnya di Desa Merabu, Kecamatan Kelay, Kalimantan Timur.
Nama "Bloyot" diambil dari buah asam hutan yang tumbuh subur di sekitar gua, menjadi ciri khas kawasan ini. Menurut Staf bidang kesejahteraan sosial Desa Merabu, Marlena, gua ini menyimpan kekayaan budaya dan alam yang patut dilestarikan.
Perjalanan menuju Goa Bloyot membutuhkan waktu sekitar dua jam dari kampung Merabu. Medan yang dilalui berupa jalan setapak yang meliuk di antara pohon-pohon besar, aneka tumbuhan hutan, dan jalur berbatu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang perjalanan, pengunjung disuguhi pemandangan alam yang asri, suara satwa hutan, dan beberapa titik sungai kecil yang dilengkapi jembatan sederhana. Untuk kenyamanan, beberapa shelter disediakan sebagai tempat istirahat.
Sesampainya di lokasi, pengunjung akan disambut oleh gua-gua karst yang megah. Di dalamnya, terdapat stalaktit dan stalakmit yang memukau, serta peti mati kuno. Salah satu daya tarik utama adalah lukisan telapak tangan prasejarah milik suku Dayak Basap (Lebo), yang menurut penelitian berasal dari peradaban 10.000 tahun lalu.
"Lukisan ini adalah warisan nenek moyang suku Dayak Lebo," ungkap Marlena.
![]() |
Untuk menjaga kelestarian situs ini, pengunjung wajib mengikuti aturan ketat. Tidak boleh membuang sampah sembarangan, dan semua sampah yang dibawa harus dibawa pulang.
"Kami juga melarang berbicara sembarangan di dalam hutan, serta mengambil flora atau fauna dari kawasan ini," tegas Marlena.
Stalaktit dan stalakmit boleh disentuh. Namun, lukisan telapak tangan di langit-langit goa dilarang keras disentuh untuk mencegah kerusakan. Sayangnya, beberapa coretan vandalisme ditemukan di area gua.
"Kami tidak tahu siapa yang mencoret, karena tidak ada penjaga tetap di dalam hutan. Padahal, ini merusak pemandangan, apalagi kami sering kedatangan tamu domestik dan mancanegara," keluh Marlena.
Untuk menjaga kelestarian, beberapa pohon di jalur menuju goa telah diadopsi sebagai bagian dari upaya pelestarian.
Wisata ke Gua Bloyot dikenakan biaya Rp 250.000 dengan wajib didampingi pemandu. Pengunjung lokal biasanya datang pada akhir pekan, sementara turis asing mengatur kunjungan melalui email dan WhatsApp untuk menentukan jadwal.
"Harapan saya, fasilitas dan standar operasional prosedur (SOP) akan terus ditingkatkan untuk kenyamanan setiap pengunjung yang datang ke Merabu. Kami ingin mereka pulang dengan pengalaman yang membuat mereka rindu untuk kembali berkunjung ke destinasi wisata kampung Merabu," imbuh Marlena.
Gua Bloyot bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga cerminan kekayaan budaya dan alam Kalimantan yang perlu dijaga bersama. Dengan komitmen untuk meningkatkan fasilitas dan pelayanan, Desa Merabu berupaya menjadikan Gua Bloyot sebagai destinasi yang tak hanya memikat, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi setiap pengunjung.
(des/des)