Pulau Kalimantan selalu identik dengan hutan rimba dan budaya adat yang lekat dengan konsep spiritual. Namun, di antara semua bentangan alamnya yang megah, terselip kisah-kisah misterius dari gunung-gunung yang dianggap sebagai tempat bersemayam kekuatan gaib.
Tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan manusia, gunung-gunung ini diyakini menyimpan energi mistis yang tidak dapat dijelaskan oleh logika manusia. Dari sekian banyak gunung, dua gunung yang terkenal disebut sebagai paling angker oleh masyarakat lokal adalah Gunung Bukit Raya dan Gunung Padai.
Gunung Bukit Raya, Konon Singgasana Para Penjaga Alam
Gunung Bukit Raya menjulang hingga 2.278 meter di atas permukaan laut di kawasan Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya antara Kalimantan Tengah dan Barat. Menurut masyarakat adat Dayak Ot Danum (Dohoi), gunung ini tidak hanya terdiri atas tanah dan pepohonan, melainkan rumah bagi roh leluhur dan sosok gaib berbentuk siluman harimau putih, yang dipercaya sebagai penjaga alam sakral di kawasan tersebut.
Pendaki yang berkunjung kerap menceritakan pengalaman ganjil, terutama saat berada di Pos 2 hingga ketinggian sekitar 1.800 mdpl. Mereka menuturkan pernah mendengar auman harimau gaib yang bergema dari atas bukit.
Suara itu tak hanya menyeramkan, tapi menurut beberapa saksi membuat tanah bergetar halus, seperti tanda bahwa makhluk tidak terlihat sedang mengawasi atau memperingatkan. Beberapa juga melaporkan melihat bayangan besar melintas di kepadatan hutan, atau merasakan kabut yang datang tiba-tiba menutup jalur sehingga alat navigasi menjadi tidak berguna.
Menurut cerita leluhur lokal, siapa pun yang melanggar pantangan adat, seperti berbicara kasar, berbohong, tertawa terlalu keras, atau memasak ikan saluang/dendeng, bisa memancing murka dari makhluk yang menjaga kawasan ini.
Rombongan pendaki juga biasanya diwajibkan melakukan ritual Ngukuih Hajat atau Basi sebelum mendaki, yaitu menyediakan sesajen seperti ayam (atau babi/sapi jika rombongan lebih dari tujuh orang), penaburan beras kuning putih, serta meminta izin kepada juru kunci di Desa Tumbang Habangoi. Tanpa ritual ini, pendaki disebut bisa menjadi korban gangguan mistis atau bahkan tersesat dan tidak kembali.
Cerita lain menyebut keberadaan 'suku gaib' yang menghuni hutan belantara Gunung Bukit Raya. Mereka dipercaya bisa bersembunyi hingga hanya tampak seukuran kelingking manusia, lalu bergerak cepat tanpa terlihat.
Pendaki yang membawa tembakau atau rokok sebagai bagian dari persembahan sering melaporkan barang tersebut hilang secara misterius, seolah diambil oleh entitas yang memperhatikan samudera hutan itu dari balik daun dan pohon tinggi.
Gunung ini menjadi saksi bisu bagaimana kepercayaan lokal bisa menjaga keberlangsungan alam dan membentuk etika pendakian yang bukan hanya secara fisik, tapi juga spiritual. Bagi mereka yang datang tanpa persiapan atau sikap hormat, Gunung Bukit Raya bisa menjadi tantangan berat, dan dalam beberapa kasus, menjadi akhir dari perjalanan hidup seseorang.
(aau/aau)