Asa dan Perjuangan Bidan Devi, Dampingi Ibu Melahirkan di Tengah Perairan

Ayuningtias Puji Lestari - detikKalimantan
Minggu, 28 Sep 2025 15:01 WIB
Foto: Bidan Devi saat menemani pasien mengantar ke rumah sakit di Kota Sampit. (Istimewa)
Palangka Raya -

Devi Suhariani (26) adalah seorang bidan di desa pedalaman Kalimantan Tengah (Kalteng). Ia menjadi pejuang di daerahnya, mendampingi ibu hamil yang hendak melahirkan di rumah sakit.

Belum adanya jalan darat dan jarak tempuh yang jauh, tak jarang membuat Devi harus menangani pasien yang melahirkan di tengah laut.

Bidan Devi tinggal di Desa Jaya Makmur, Kecamatan Katingan Kuala, Kalteng. Sehari-hari ia jalani untuk melayani kesehatan masyarakat di Puskesmas, khususnya para ibu hamil.

Devi bercerita, tak semua ibu hamil bisa melahirkan di Puskesmas. Ada kondisi tertentu yang mengharuskan ibu hamil tersebut harus dirujuk untuk melahirkan di rumah sakit.

Namun karena belum tersedianya akses darat, serta jarak tempuh yang cukup jauh yakni 5-6 jam untuk menuju rumah sakit rujukan, menjadi tantangan bagi bidan Devi, para nakes, serta ibu hamil di desa tersebut.

"Akses jalan dan jarak tempuh menjadi tantangan bagi kami, apalagi harus melewati tengah laut," terangnya pada detikKalimantan, Minggu (28/09/2025).

Devi mengenang ketika pasien yang ia dampingi melahirkan di tengah perjalanan. Devi dan bidan lainnya harus sigap dan berhati-hati, karena gelombang laut membuat posisi duduknya tak stabil. Posisinya yang jauh dari daratan membuat mereka jadi lebih ekstra menolong pasiennya.

"Saya harus menjaga dua nyawa," ungkapnya.

Bidan Devi saat menemani pasien mengantar ke rumah sakit di Kota Sampit. (Istimewa)

Devi juga menerangkan proses perjalanan menuju ke rumah sakit rujukan, membuat warga lainnya terkadang takut dirujuk saat melahirkan. Meskipun demikian, Devi dan bidan lainnya tetap berusaha meyakinkan serta menemani pemberangkatan pasien demi kelancaran proses kelahirannya. Beberapa ada yang memilih pergi dan menginap ke kota lebih awal untuk menghindari proses melahirkan yang berujung dirujuk.

Devi mengungkapkan, pasien yang perlu dirujuk ke rumah sakit yakni saat pasien sudah mengalami pembukaan ke empat namun hingga satu malam tidak ada penambahan bukaan. Kondisi tersebut membuat pasien harus dirujuk ke rumah sakit yang berada di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.

"Kalau pasien sudah pembukaan empat, lalu ditunggu hingga semalaman tidak bertambah bukaannya, maka pasien harus dirujuk," jelasnya.

Selain itu, melahirkan ke rumah sakit juga menjadi hambatan tersendiri bagi pasien yang kurang mampu secara ekonomi. Pasalnya, untuk menyewa perahu yang besar dan sudah memakai atap, butuh dana jutaan rupiah. Hal ini terkadang membuat pasien terpaksa memilih menyewa perahu yang ala kadarnya, dan menggunakan payung untung berteduh.

"Kadang jadi kendala juga bagi pasien yang kurang mampu. Sekali sewa itu Rp 1-1,5 juta per perahunya," ujarnya.

Bidan Devi yang merupakan lulusan kebidanan di Kota Boyolali, Jawa Tengah ini bercita-cita untuk mengabdikan dirinya bagi masyarakat di desa. Ia ingin memperjuangkan kesehatan masyarakat dan ibu hamil agar lebih sejahtera dari segi kesehatan.

"Aku bercita-cita untuk mengabdikan diriku bagi masyarakat disini. Aku berharap agar kesehatan masyarakat di desa ini lebih baik," pungkasnya.

Diketahui, pada bulan Agustus 2025 lalu baru dibuka sebuah rumah sakit yang berada di Desa Bangun Jaya. Desa tersebut merupakan tetangga dari Desa Jaya Makmur. Namun, untuk sementara ini rujukan bagi ibu melahirkan masih diprioritaskan di Kota Sampit.



Simak Video "Video: Bidan Dona, Pertaruhkan Nyawa Demi Obati Warga"

(aau/aau)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork