Pada Hari Raya Idul Adha, biasanya akan bertebaran sejumlah tips mengempukkan daging yang hendak dimasak. Dari sekian banyak cara di media sosial, salah satu yang paling bahaya ialah penggunaan paracetamol untuk saat memasak daging.
Perlu diketahui, bahwa paracetamol merupakan obat pereda nyeri dan penurun panas. Meskipun bisa dibeli di apotek tanpa resep dokter, bukan berarti paracetamol dapat digunakan sembarangan.
Menurut beberapa orang, paracetamol dipercaya bisa mengempukkan daging yang alot. Nyatanya, cara tersebut malah memicu bahaya bagi kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini dijelaskan Spesialis Penyakit Dalam di Mayapada Hospital, dr Ray Rattu, SpPD. Ia menjelaskan bahwa paracetamol adalah derivat dari obat-obat yang mengurangi atau menurunkan respon tubuh, yaitu inflamasi seperti nyeri dan demam.
"(Paracetamol) digunakan pada individu secara aktif dalam bentuk obat yang sudah aktif, kemudian dikonsumsi. Tidak perlu diolah lagi dengan olahan yang lain. Artinya kita tidak perlu mencampurkan dengan air. Kita tidak perlu mencampurkan dengan bahan yang lain," kata dr Ray, dikutip dari detikHealth.
Menurut dr Ray, di daerah negara berkembang memang sering ditemukan penggunaan paracetamol untuk membuat daging yang alot menjadi lebih empuk, terlebih di Afrika. Padahal efeknya bisa berbahaya.
"Nah dari negara terutama di Afrika itu badan POM-nya itu malah sudah melarang bahwa si paracetamol ini ketika diolah dengan suhu tertentu dia ternyata akan berubah menjadi suatu zat aktif yang sifatnya meracuni," kata dr Ray.
Sementara itu dirangkum dari National Library of Medicine, selama proses pemasakan, paracetamol akan terhidrolisis menjadi senyawa beracun yang dikenal sebagai 4-aminofenol. Senyawa tersebut bisa merusak hati dan ginjal serta kegagalan organ.
Maka, penggunaan paracetamol tersebut masuk dalam pembahasan dari beberapa badan pelindung obat dan makanan di Afrika, supaya tidak terjadi pengolahan daging menggunakan obat tersebut. Pemerintah di Afrika bahkan turut mengeluarkan anjuran untuk tidak menggunakan obat-obatan dalam pengolahan makanan.
"Di Afrika yang paling ramai dan itu sudah sampai ke pemerintah dan pemerintah sudah mengeluarkan beberapa anjuran untuk tidak melakukan pengolahan makanan menggunakan obat-obatan termasuk di dalamnya obat paracetamol," tutur dr Ray.
Artikel ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini!
(aau/aau)