Ikan Mini Bermata Besar, Spesies Anyar Penghuni Sungai Mahakam

Trisna Wulandari - detikKalimantan
Minggu, 21 Des 2025 19:18 WIB
Foto: ZooKeys/Desmopuntius mahakamensis ikan spesimen baru dari Sungai Mahakam Kalimantan Timur, Indonesia.
Balikpapan -

Desmopuntius mahakamensis adalah spesies baru yang ditemukan peneliti di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Ikan ini punya tubuh mini, bermata besar, dengan panjang tak lebih dari 10 cm.

Temuan spesies baru ini dilaporkan peneliti Tonisman Harefa, Haryono, dan Gema Wahyudewantoro dari Pusat Penelitian Biosistemika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Tedjo Sukmono dari Jurusan Biologi Universitas Jambi (Unja) dalam jurnal ZooKeys Volume 1256, 2025.

"Spesies baru ini saat ini hanya dikenal dari daerah aliran Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, Indonesia. Sebagian besar spesimen telah dikumpulkan dari dua danau (Wis dan Jempang) dan dari beberapa aliran kecil di dalam sistem anak sungai Sungai Mahakam," tulis peneliti.

Dikutip detikEdu dari jurnal berjudul 'Desmopuntius mahakamensis, a new cyprinid species (Teleostei, Cyprinidae) from East Kalimantan, Indonesia', temuan baru ini menjadikan genus Desmopuntius kini punya sembilan spesies.

Saudaranya antara lain Desmopuntius rhomboocellatus di Palangkaraya, Kalimantan Tengah; dan D. gemellus di Jambi, Riau, dan Bangka, disadur dari catatan yang dipublikasi pada 8 November 2025 itu.

Para peneliti menjelaskan, D. mahakamensis punya sisik, tulang belakang, hingga penyaring insang berbeda dari ikan genus Desmopuntius sebelumnya. Saat hidup dan segar, ikan ini memiliki bagian atas kepala berwarna cokelat gelap.

Sedangkan sisi tengah-samping dan bawah kepalanya berwarna putih keabu-abuan. Badannya cokelat keabu-abuan, dengan 5-6 garis hitam, sedangkan sirip ekornya berwarna kekuningan.

Krisis Ekologi di Sungai Mahakam

Sementara itu, Sungai Mahakam saat ini menunjukkan adanya krisis ekologi. Dilansir dari Antara, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan degradasi sungai terlihat dari jumlah mamalia air tawar endemik lumba-lumba atau pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) yang turun menjadi sekitar 62 individu.

"Ini indikator kuat degradasi ekosistem," ucapnya saat mengunjungi Kutai Kartanegara, Jumat (4/7/2025) lalu.

Pencemaran air, pendangkalan sungai, serta aktivitas industri seperti perkebunan kelapa sawit dan pertambangan mempersempit ruang hidup makhluk hidup di Sungai Mahakam. Pesut Mahakam sendiri telah masuk IUCN Red List sebagai satwa yang sangat terancam punah.

Dikutip dari laman Kehati Foundation, Sungai Mahakam antara lain tercemar polutan logam berat seperti kadmium (Cd) dan timbal (Pb). Per 2020, tingkatnya 23 kali lebih tinggi dari ambang batas.

Tingkat kelahiran spesies pesut Mahakam sekitar 5 bayi per tahun. Namun, tingkat kematiannya hingga sekitar 4 bayi per tahun.



Simak Video "Video Peneliti BRIN Temukan Spesies Baru, Kadal Buta dari Pulau Buton"

(aau/aau)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork