Apakah Ketersediaan Air di IKN Cukup? Ini Hasil Penelitian BRIN

Apakah Ketersediaan Air di IKN Cukup? Ini Hasil Penelitian BRIN

Novia Aisyah - detikKalimantan
Kamis, 02 Okt 2025 11:01 WIB
Sejumlah warga mengunjungi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sabtu (5/7/2025). Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyebutkan paket pekerjaan baru yang ditandatangani dalam pembangunan IKN tahap dua di antaranya tujuh proyek infrastruktur jalan, serta penataan kawasan olahraga dan ruang terbuka hijau kemudian penataan kawasan Sepaku. ANTARA FOTO/Aditya Nugroho/foc.
IKN. Foto: ANTARA FOTO/ADITYA NUGROHO
IKN -

Ketersediaan air menjadi salah satu faktor penting dalam pemilihan lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN) dan sekitarnya. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN telah melakukan penelitian persentase ketersediaan air di IKN.

Dilansir detikEdu, kajian dilakukan menggunakan data satelit selama Januari hingga Desember 2022. BRIN menggunakan pendekatan metode Artificial Neural Network (ANN) atau Jaringan Saraf Tiruan (JST) untuk menganalisis data ini.

Hasil studi menunjukkan, ketersediaan air di IKN dan sekitarnya menunjukkan ketersediaan air tinggi atau high water (HW) 0,51%, air vegetasi atau vegetation water (VW) sebanyak 20,41%, dan non air atau non water (NW) 79,08%.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Laras Toersilawati menjelaskan dampak apabila ketersediaan air di IKN tidak tercukupi. Salah satunya yakni perubahan iklim dan lingkungan. Kondisi ini dapat mengakibatkan berkurangnya hujan, baik dalam jumlah hari hujan maupun dalam hal curah hujan.

Kekurangan ketersediaan air juga dapat menimbulkan penurunan kualitas air menjadi asam dan tercemar zat besi. Dampaknya bisa merembet ke aspek sosial serta lingkungan terhadap peningkatan kebutuhan air. Pendatang yang tertarik ke IKN tentu membuat kebutuhan air bersih meningkat.

Untuk mengatasi kemungkinan kelangkaan air di IKN, maka pemerintah dapat membangun bendungan dan sistem perpipaan baru, serta embung. Laras juga mengusulkan pembangunan hutan kota dan melakukan konservasi lahan melalui reboisasi atau penanaman pohon pengganti. Sebab, terjadi alih lahan dari hutan industri eucalyptus menjadi lahan terbangun.

"Penerapan Kota Spons (Sponge City) dengan cara mengelola air hujan secara alami, menyerap dalam tanah, dan memanfaatkan kembali. Serta tak kalah penting melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya menghemat dan tidak mencemari air, ini bisa menjadi solusinya," jelas Laras, dikutip melalui keterangan tertulis BRIN, pada Rabu (1/9/2025).

Baca selengkapnya di sini.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads