Pengalaman Kerja Dewi Astutik: TKW, Guru Mandarin, Scammer, hingga Bandar Sabu

Nasional

Pengalaman Kerja Dewi Astutik: TKW, Guru Mandarin, Scammer, hingga Bandar Sabu

Wildan Noviansah, Charolin Pebrianti - detikKalimantan
Kamis, 04 Des 2025 10:06 WIB
Petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukan foto buronan internasional asal Indonesia Dewi Astutik alias Mami alias Dinda (tengah) setibanya dari Kamboja di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (2/12/2025). Dewi Astutik alias Mami alias Dinda merupakan aktor intelektual penyelundupan dua ton sabu senilai Rp5 triliun ke Indonesia yang merupakan jaringan Golden Triangle yang digagalkan pada Mei 2025 dan berhasil ditangkap BNN bersama Kepolisian Kamboja, KBRI Phnom Penh, Atase Pertahanan RI di Kamboja, serta Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI di Sihanoukville, Kamboja pada Senin (1/12). ANTARA FOTO/Saipul
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Jakarta -

Bekerja di luar negeri bukan barang baru bagi Dewi Astutik alias Paryatin (43). Sebelum akhirnya ditangkap karena menjadi buron kasus narkoba, Dewi asal Ponorogo dikenal lama jadi pekerja migran Indonesia (PMI) atau TKW hingga sempat mengajar bahasa. Namun, Dewi akhirnya beralih pekerjaan ke dunia kriminal seperti scammer online hingga banting setir jadi bandar sabu.

Hal itu diungkapkan Badan Narkotika Nasional (BNN) usai Dewi berhasil dipulangkan ke Indonesia. Dewi ditangkap di Sihanouk Ville, Kamboja pada Senin (1/12) setelah masuk jadi daftar pencarian orang (DPO) atau buron red notice Interpol sejak Oktober 2024.

Selain dari BNN, riwayat pekerjaan Dewi juga diketahui dari tetangga hingga suaminya di Ponorogo. Mereka pun mengaku kaget dan tak menyangka Dewi alias Paryatin ternyata punya rekam jejak kriminal serius sampai ke negara orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibu Rumah Tangga Biasa yang Jadi TKW

Dilansir detikJatim, Dewi alias Paryatin tercatat pernah tinggal di Dusun Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Ketua RT setempat, Purnomo, mengatakan warga tidak pernah tahu pasti apa pekerjaan Paryatin. Mereka hanya tahu bahwa Paryatin kerap bekerja di luar negeri. Paryatin juga diketahui telah menikah dengan pria dari Dusun Sumber Agung dan sempat tinggal di sana selama tidak bekerja.

"Nama aslinya kan Paryatin, tujuan kerja selama ini dari rumah tidak ada yang tahu, tidak ada pamit yang jelas. Cuma ya berangkat lagi (ke luar negeri). Kalau kejelasan itu yang tahu mungkin suami," ungkapnya, Rabu (3/12/2025).

Ketika ditunjukkan foto terbaru Dewi Astutik, Purnomo membenarkan bahwa wanita dalam foto itu sebenarnya Paryatin. Selama berada di rumah, Paryatin dikenal sebagai ibu rumah tangga biasa.

"Pas di rumah kerja apa Paryatin? Ya ibu rumah tangga, sibuk ngurus anak. Anak kecil-kecil. Di sini masuk 2009 sampai 2013 terus ke Taiwan, anak usia 2 atau 3 tahun berangkat ke Taiwan," lanjutnya.

Mbah Misiyem, salah satu tetangga, mengatakan terakhir kali bertemu Dewi alias Paryatin pada Lebaran 2023. Saat itu, menurutnya, Dewi berpamitan ke Kamboja untuk bekerja.

"Waktu itu pamitnya habis Lebaran, bilangnya mau kerja ke Kamboja. Saya sempat tanya kok jauh sekali, dia jawab di rumah nggak ada kerjaan. Saya juga tanya suaminya ditinggal gimana, dia bilang nggak apa-apa," imbuh Misiyem.

Sementara itu, sang suami yang bernama Sarno hingga kini masih tinggal di Ponorogo. Ia bekerja serabutan. Sarno mengaku tak tahu-menahu tentang aksi istrinya menjadi bandar narkoba. Katanya, terakhir kali Dewi alias Paryatin pamit ke Taiwan.

"Sebelum puasa tahun 2024, pamitnya ke rumah bosnya yang dulu di Taiwan. Sudah itu nggak tahu ke mana-mana," kata Sarno kepada detikJatim, Rabu (3/12/2025).

Sarno mengakui memang sempat ada komunikasi dengan sang istri, tapi itu pun jarang sekali. Menurutnya, Paryatin hanya menanyakan kabar anak dan mengirim uang.

"Waktu awal-awal berangkat dulu, ngomongin tanya kabar anak. Meneleponnya sebulan sekali. Selama kerja kirim uang buat anak, jajan anak gitu aja," lanjutnya.

Jadi Guru Bahasa Mandarin hingga Scammer

Menurut hasil penelusuran BNN, Dewi Astutik alias Paryatin masuk ke Kamboja pada Februari 2023. Kepala BNN Komjen Suyudi Ario Seto mengatakan, kedatangan Dewi ke Kamboja bukan untuk kabur, melainkan memang ingin bekerja di industri penipuan online atau online scamming yang memang tengah marah di Kamboja.

"Dari analisa dan pendalaman, yang bersangkutan PAR alias DA bukan kabur ke Kamboja, namun memang awalnya PAR alias DA ini bersentuhan dengan fenomena scamming di Kamboja, karena cepat menghasilkan uang," terang Suyudi dihubungi detikNews, Kamis (4/12/2025).

Selain menjadi scammer, Dewi sempat mengajar bahasa Inggris hingga bahasa Mandarin di tempat kursus dengan pendapatan yang cukup besar. Ia juga mengajarkan bahasa kepada scammer agar bisa melakukan penipuan lintas negara.

"Hasil pendalaman lanjutan, sebelumnya yang bersangkutan di Kamboja kerja di beberapa tempat kursus bahasa Inggris dan Mandarin sebagai pengajar, per bulan pendapatan kurang lebih Rp 20 juta," lanjutnya.

Dewi bekerja di tempat scammer itu hanya selama sebulan, kemudian mengundurkan diri karena merasa tidak cocok dengan lingkungan kerjanya. Selain itu, ia sengaja mengundurkan diri lantaran bertemu dengan seorang warga negara (WN) Nigeria berinisial DON. Sosok yang juga dikenal dengan sebutan 'Godfather' itu berkecimpung di dunia narkotika. Tertarik pada industri tersebut, Dewi diduga memutuskan terjun jadi bandar.

Jadi Bandar Sabu dan Pindah-pindah Negara

Dewi alias Paryatin memulai kerja sama dengan DON untuk memperjualbelikan narkotika di lintas negara Asia-Afrika sejak tahun 2024. Mereka menjadi pengendali narkotika terbesar di Golder Triangle selain Fredy Pratama.

"Kejahatan narkotika lintas negara, Asia, Afrika, Amerika Latin. Pol kerja antara DON dan DA, DA yang supply dan atur kurir. DON yang supply barang narkotika ke Dewi, Dewi siapkan pengemasan barangnya, DON yang membiayai jaringan melalui Dewi," jelas Suyudi.

Untuk mengelabui petugas, Dewi kerap berpindah-pindah negara. Hal ini yang membuat Dewi dinilai licin. Beruntung kini Dewi telah berhasil diamankan. Komplotannya, DON, juga sudah ditangkap dan dibawa ke Amerika Serikat setelah menjadi buronan Drug Enforcement Administration (DEA).

"Tentunya kesulitannya karena yang bersangkutan ini satu, dia adalah bagian dari jaringan internasional yang selama ini pindah dari negara satu, ke negara lain," lanjut Suyudi.

Penangkapan Dewi Astutik yang merupakan gembong sabu Rp 5 triliun merupakan hasil kolaborasi internasional antara BNN RI dengan BAIS perwakilan Kamboja, Kepolisian Kamboja, KBRI Phnom Penh, Polri dalam hal ini Interpol, Bea Cukai, Kemenkeu hingga Kemlu.

Halaman 3 dari 3


Simak Video "Video: Ini Peran Dewi Astutik di Jaringan Narkoba Internasional"
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads