Pemuda Jabar Diduga Jadi Korban TPPO Kamboja Modus Seleksi Klub Bola

Regional

Pemuda Jabar Diduga Jadi Korban TPPO Kamboja Modus Seleksi Klub Bola

Bima Bagaskara, Nizar Aldi - detikKalimantan
Rabu, 19 Nov 2025 13:31 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi TPPO. Foto: Ilustrator: Luthfy Syahban
Bandung -

Pemuda asal Kabupaten Bandung, Jawa Barat, bernama Rizki Nur Fadhilah (18) diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja. Dugaan ini mencuat setelah sang nenek membuat video permintaan tolong di media sosial, yang kemudian viral.

Belakangan, Rizki sendiri buka suara dan menyatakan dirinya baik-baik saja dan ingin lekas pulang ke Tanah Air. Sementara dari pihak Disnaker Kabupaten Bandung, Polda Jabar, hingga klub PSMS Medan ikut buka suara terkait kasus ini.

Penuturan Keluarga

Dilansir detikJabar, pihak keluarga mengatakan Rizki menerima tawaran untuk mengikuti seleksi klub sepakbola di Medan, Sumatera Utara. Keluarga awalnya menganggap tawaran melalui seorang kenalan di Facebook itu wajar dan tidak mencurigakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenalan tersebut mengaku sebagai pihak manajemen klub. Rizki sendiri memiliki latar belakang sebagai pemain sepakbola. Ia pernah bermain di klub SSB Hesebah dan masuk skuad Diklat Persib Bandung.

"Awal mulanya, anak saya bilang ada kontrak main bola di Medan selama satu tahun. Tanggal 26 Oktober dia berangkat, dijemput ke sini pakai travel, terus dibawa ke Jakarta. Dari Jakarta ke Medan pakai pesawat," kata Dedi Solehudin, ayah Rizki, ditemui di kediamannya di Desa Dayeuhkolot, Selasa (18/11/2025).

Anehnya, setelah sampai di Medan, Rizki malah dibawa ke Malaysia. Kemudian dibawa lagi ke Kamboja. Dari Kamboja, Rizki mengaku mengirim pesan secara sembunyi-sembunyi kepada ibunya yang bekerja di Hongkong. Pesan itu lalu diteruskan ke sang ayah di Bandung.

Dalam pesan tersebut, Rizki mengaku dipaksa bekerja sebagai penipu daring atau online scammer. Ia juga menyebut ada penyiksaan jika tidak memenuhi target menipu korban.

"Anak saya disiksa tiap hari. Soalnya dia enggak dapat target korban. Jadi cari orang China yang kaya. Dia harus cari 20 nomor orang-orang China. Kalau enggak dapat, dia disiksa," tutur Dedi.

Pihak keluarga sudah melapor ke berbagai instansi, tetapi hingga kini belum ada hasil konkret. Selain itu, mereka masih berkomunikasi dengan Rizki meski sang anak harus melakukannya secara sembunyi-sembunyi.

Pengakuan Rizki

Setelah kisahnya viral diangkat sang nenek, Rizki sendiri membuat video pernyataan di media sosial. Ia mengabarkan kondisinya serta membantah adanya paksaan untuk pergi ke Kamboja.

"Saya Rizki Nur Fadhilah, saya ingin meluruskan fakta terkait isu yang beredar dikarenakan itu tidak benar, itu kemauan saya sendiri tidak ada paksaan," ungkap Rizki, dikutip detikJabar pada Rabu (19/11/2025).

Rizki juga memastikan dirinya tidak mengalami kekerasan, pemaksaan, atau perlakuan buruk seperti yang dikhawatirkan keluarga dan publik. Meski begitu, pemudia tersebut mengaku ingin segera kembali ke Indonesia karena merasa tidak betah berada di Kamboja.

"Saya di sini baik-baik saja, kondisi saya aman, tadi sudah dikasih makan. Saya pingin pulang. Saya berangkat tidak ada pemaksaan apalagi kekerasan. Intinya saya ingin pulang karena saya tidak betah di sini," ucap Rizki.

Tindak Lanjut Disnaker hingga Polda

Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bandung Dadang Komara menyatakan pihak keluarga telah melaporkan dugaan TPPO ini ke pihaknya pada Jumat (7/11) lalu. Menurut Dadang, saat itu laporan langsung diproses sesuai mekanisme berlaku.

"Kita itu hanya sifatnya membantu. Kemudian kami pada tanggal 10 November sudah menyampaikan surat permohonan ke kepala BP3MI, terus kita ceritakan kronologisnya juga itu sudah kita sampaikan," terang Dadang, Selasa (18/11/2025).

Dadang menambahkan Rizki tercatat sebagai pekerja ilegal. Pemulangan dari Kamboja pun membutuhkan proses yang lebih rumit dibandingkan pekerja yang berangkat lewat prosedur legal.

"Jelas Rizki ini kan dia PMI-nya merupakan unprocedural, tidak melalui mekanisme. Kami sudah menyampaikan mekanisme proses dan permohonannya. Tapi memang kewenangan yang pemulangan itu ada di BP3MI sebetulnya. Nanti BP3MI berprosesnya ke KBRI, ke kementeriannya dan sebagainya," terangnya.

Sementara itu, Kapolda Jawa Barat Irjen Rudi Setiawan menegaskan kepolisian terbuka untuk menerima laporan dugaan TPPO. Rudi memastikan pihaknya akan mengumpulkan data lengkap terkait kasus Rizki.

"Kami Polda Jawa Barat membuka diri, kalau ada dugaan, ada peristiwa yang merupakan tindak pidana perdagangan orang," katanya di Mapolda Jabar.

"Silakan, untuk mengadu ke kami. Tidak usah formal-formal, lisan saja itu cukup kami respons. Kita juga punya lembaga-lembaga lain ada imigrasi, ada Kementerian Luar Negeri, ini pasti akan merespons semua keluhan atau dugaan," lanjutnya.

PSMS Pastikan Tak Ada Seleksi Pemain Musim Ini

Sebelumnya keluarga menyampaikan Rizki berangkat ke Medan untuk seleksi pemain sepakbola di sebuah klub. Klub terkait, PSMS Medan, membantah adanya seleksi yang dibuka pada musim ini.

"Saya pastikan PSMS tidak pernah membuka seleksi pemain. Kabar yang beredar di media sosial bahwa kita membuka seleksi adalah hoaks," kata Presiden Klub PSMS Medan Fendi Jonathan dilansir detikSumut, Rabu (19/11/2025).

Fendi mengaku prihatin atas apa yang terjadi pada Rizki. Ia juga berharap pihak yang mengatasnamakan PSMS segera ditangkap dan kasus TPPO itu segera terungkap.

"Kami pun berharap oknum yang mengatasnamakan PSMS Medan tersebut dapat segera tertangkap dan mengungkapkan fakta yang sebenar-benarnya sehingga Rizki dapat segera ditemukan dan dipulangkan dalam keadaan sehat," sambungnya.

Halaman 2 dari 3
(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads