Tim Gabungan RI-Malaysia Gagalkan Penyelundupan 257 Tanduk Rusa

Tim Gabungan RI-Malaysia Gagalkan Penyelundupan 257 Tanduk Rusa

Ocsya Ade CP - detikKalimantan
Selasa, 11 Nov 2025 14:30 WIB
Ratusan tanduk rusa diamankan di Jagoi Babang, Bengkayang, Kalbar.
Ratusan tanduk rusa diamankan di Jagoi Babang, Bengkayang, Kalbar. Foto: Dok. PSDKP Pontianak
Bengkayang -

Tim gabungan dari Indonesia-Malaysia melakukan operasi patroli dan investigasi lintas batas di kawasan Jagoi Babang-Pasar Serikin, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Serikin, Sarawak, Malaysia. Dalam operasi yang dimulai 4 hingga 8 November 2025, tim gabungan berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 257 tanaman tanduk rusa (Platycerium).

Kepala Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak, Bayu Yuniarto Suharto menjelaskan, patroli bersama ini bertujuan untuk meningkatkan pengawasan serta kesadaran terhadap peredaran tumbuhan, satwa liar, dan jenis ikan dilindungi, mencegah penyelundupan komoditas pertanian, serta memperkuat koordinasi antar instansi di kedua negara dalam pengelolaan wilayah perbatasan.

"Selama lima hari berturut-turut kami operasi. Dari hasil pemeriksaan pada tanggal 5 November terhadap lebih dari 74 truk logistik, tim berhasil mengamankan 257 tanaman tanduk rusa yang diketahui merupakan spesies dilindungi di Malaysia dan hendak dikirim ke Sarawak. Temuan tersebut menjadi salah satu kasus penting dalam operasi kali ini," jelas Bayu, Selasa (11/11/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Patroli diawali dengan koordinasi dan penyusunan strategi pada 4 November guna menentukan langkah efektif untuk operasi selama 5 hari. Koordinasi dan penyusunan strategi ini juga merupakan sarana untuk menyelaraskan visi dari semua pihak yang terlibat.

Pihak yang terlibat terdiri dari Sarawak Forestry Corporation (SFC); Pasukan Gerakan Am Batalion 11 Sarawak (PDRM); Pasukan Polis Marin Wilayah 5 (PDRM); Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura; Satgas Pamtas RI Malaysia Batalyon Arhanud 1 Kostrad (TNI); Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kalbar; Balai Penegakkan Hukum Kehutanan Wilayah Kalimantan; Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalbar; Stasiun PSDKP Pontianak; dan Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI).

Patroli dimulai pada 5 November 2025 dengan fokus pemeriksaan kendaraan lintas batas di Pos Jagoi Babang dan mengamankan 257 tanaman tanduk rusa. Pada 6 November, kegiatan patroli di lokasi yang sama berlangsung kondusif, namun tim menemukan indikasi kuat peredaran telur penyu secara tersembunyi di Pasar Serikin.

"Jumlah kendaraan yang diperiksa pada hari kedua mengalami peningkatan signifikan dengan total 131 kendaraan. Penyelidikan lanjutan masih dilakukan bersama otoritas setempat. Keesokan harinya, 7 November, volume kendaraan menurun menjadi hanya 53 kendaraan yang diperiksa," jelasnya.

Meskipun sebagian besar dinyatakan bersih, kata Bayu, tim menemukan muatan tanpa izin seperti buah mangga tanpa dokumen karantina serta aksesoris adat berbahan bagian tubuh satwa (kuku beruang madu, gigi dan taring babi) yang digunakan untuk keperluan ritual masyarakat Dayak.

"Barang tersebut diperbolehkan dengan pengawasan ketat," kata Bayu.

Selain itu, tim gabungan menemukan upaya penyelundupan tanaman, yakni 38 Ficus dan 18 Casuarina Equisetifolia yang dibawa dari Indonesia untuk diperjualbelikan di Sarawak. Pengemudi berhasil diamankan dan menjadi pintu masuk bagi investigasi lebih lanjut terhadap jaringan penerima di Malaysia.

"Pada 8 November, tindak lanjut dilakukan dengan penangkapan dua penadah tanaman ilegal di Pasar Serikin. Selain itu, tim juga terus melakukan pemeriksaan di pos Jagoi Babang-Serikin," ujar Bayu.

Di hari yang sama, tim juga memeriksa total 66 kendaraan. Tim berkoordinasi dengan Jabatan Pertanian Malaysia terkait mekanisme perizinan keluar-masuk hasil pertanian di wilayah perbatasan. Pertemuan tersebut menghasilkan komitmen bersama untuk memperkuat koordinasi antara Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalbar dan Jabatan Pertanian Malaysia.

"Seluruh kegiatan patroli berjalan tertib, aman, dan tanpa insiden keamanan.Melalui operasi gabungan ini, kedua negara berhasil menunjukkan komitmen kuat dalam menegakkan aturan konservasi dan jenis ikan dilindungi, mencegah perdagangan lintas batas ilegal, serta melindungi ekosistem dan keanekaragaman hayati di kawasan perbatasan," jelasnya.

Halaman 3 dari 2
(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads