Regional

Ketua NasDem Jadi Korban Salah Tangkap di Pesawat, 4 Oknum Polisi Diperiksa

Nizar Aldi - detikKalimantan
Jumat, 17 Okt 2025 14:30 WIB
Foto: Ketua DPW NasDem Sumut, Iskandar bersama Rico Waas saat memberikan keterangan pers di Kantor DPW NasDem Sumut. (Nizar Aldi/detikSumut)
Medan -

Peristiwa tak menyenangkan dialami Ketua NasDem Sumatera Utara (Sumut) Iskandar. Saat hendak terbang dari Bandara Kualanamu menuju Bandara Soekarno-Hatta, Iskandar dipaksa turun dari pesawat oleh sejumlah petugas.

Kasus ini berbuntut panjang. Dilansir detikSumut, pihak Iskandar tengah menyiapkan upaya hukum karena merasa nama baiknya tercemar. Selain itu, Bidpropam Polda Sumut juga memeriksa 4 oknum polisi terkait salah tangkap ini.

"Saya sedang menyiapkan tim pengacara untuk melakukan gugatan satu kepada Garuda, itu mengganggu keselamatan, kedua Avsec, yang ketiga kita akan adukan polisi yang salah tangkap tersebut ke Propam. Jadi kan saya merasa dipermalukan, kedua itu menginjak harga diri saya, ketiga saya merasa terteror atas kejadian ini, karena ini tidak boleh terjadi lagi," tegas Iskandar, Kamis (16/10/2025).

Kronologi Salah Tangkap

Peristiwa terjadi pada Rabu (15/10) malam. Iskandar mengaku saat itu dia sudah duduk di bangku pesawat dan hendak berangkat dari Kualanamu menuju Soekarno-Hatta. Namun, tiba-tiba ada 4-5 petugas yang memintanya keluar dari pesawat.

"Saya kan duduk di dalam pesawat, ini mau terbanglah dari Medan menuju Jakarta, jam 19.25 WIB, pesawat udah mau terbang ini. Tiba-tiba masuk 4-5 orang Avsec termasuk kru (pesawat), minta saya keluar, dipaksakan lah saya keluar, keluarlah saya dari pesawat," cerita Iskandar.

Menurut Iskandar, petugas yang mendatanginya memberikan surat penangkapan. Dalam surat tersebut tertulis nama Iskandar yang telah menjadi tersangka.

"Ini polisinya masih jauh ini, saya bicara sama pihak (maskapai) , dikasihlah surat penangkapannya, namanya sama (Iskandar) dari Polrestabes itu kalau nggak salah saya. Nggak ada cek foto, KTP, hanya karena sama nama makanya saya mau ditangkap," ucapnya.

Kemudian ada seorang petugas berpakaian biasa diduga polisi yang berteriak dari kejauhan dan memberitahu bahwa Iskandar yang ditangkap keliru. Iskandar menyayangkan kejadian ini karena menyebabkan pesawat delay. Menurutnya, seharusnya tidak boleh ada penumpang ditangkap di dalam pesawat kecuali teroris.

"Aturan penerbangan nggak boleh itu orang ditangkap dalam pesawat, tunggu dia mendarat, di dalam pesawat tidak boleh kecuali teroris karena dicurigai membahayakan penerbangan, jadi saya ini sudah diperlakukan seperti teroris," tegasnya.



Simak Video "Video Mendagri Minta Pemda Punya Anggaran Lebih Bantu Aceh, Sumut dan Sumbar"


(des/des)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork