Peristiwa tak menyenangkan dialami Ketua NasDem Sumatera Utara (Sumut) Iskandar. Saat hendak terbang dari Bandara Kualanamu menuju Bandara Soekarno-Hatta, Iskandar dipaksa turun dari pesawat oleh sejumlah petugas.
Kasus ini berbuntut panjang. Dilansir detikSumut, pihak Iskandar tengah menyiapkan upaya hukum karena merasa nama baiknya tercemar. Selain itu, Bidpropam Polda Sumut juga memeriksa 4 oknum polisi terkait salah tangkap ini.
"Saya sedang menyiapkan tim pengacara untuk melakukan gugatan satu kepada Garuda, itu mengganggu keselamatan, kedua Avsec, yang ketiga kita akan adukan polisi yang salah tangkap tersebut ke Propam. Jadi kan saya merasa dipermalukan, kedua itu menginjak harga diri saya, ketiga saya merasa terteror atas kejadian ini, karena ini tidak boleh terjadi lagi," tegas Iskandar, Kamis (16/10/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kronologi Salah Tangkap
Peristiwa terjadi pada Rabu (15/10) malam. Iskandar mengaku saat itu dia sudah duduk di bangku pesawat dan hendak berangkat dari Kualanamu menuju Soekarno-Hatta. Namun, tiba-tiba ada 4-5 petugas yang memintanya keluar dari pesawat.
"Saya kan duduk di dalam pesawat, ini mau terbanglah dari Medan menuju Jakarta, jam 19.25 WIB, pesawat udah mau terbang ini. Tiba-tiba masuk 4-5 orang Avsec termasuk kru (pesawat), minta saya keluar, dipaksakan lah saya keluar, keluarlah saya dari pesawat," cerita Iskandar.
Menurut Iskandar, petugas yang mendatanginya memberikan surat penangkapan. Dalam surat tersebut tertulis nama Iskandar yang telah menjadi tersangka.
"Ini polisinya masih jauh ini, saya bicara sama pihak (maskapai) , dikasihlah surat penangkapannya, namanya sama (Iskandar) dari Polrestabes itu kalau nggak salah saya. Nggak ada cek foto, KTP, hanya karena sama nama makanya saya mau ditangkap," ucapnya.
Kemudian ada seorang petugas berpakaian biasa diduga polisi yang berteriak dari kejauhan dan memberitahu bahwa Iskandar yang ditangkap keliru. Iskandar menyayangkan kejadian ini karena menyebabkan pesawat delay. Menurutnya, seharusnya tidak boleh ada penumpang ditangkap di dalam pesawat kecuali teroris.
"Aturan penerbangan nggak boleh itu orang ditangkap dalam pesawat, tunggu dia mendarat, di dalam pesawat tidak boleh kecuali teroris karena dicurigai membahayakan penerbangan, jadi saya ini sudah diperlakukan seperti teroris," tegasnya.
Penjelasan Polda Sumut
Pengakuan Iskandar ini dibenarkan oleh Kabid Humas Polda Sumut Kombes Ferry Walintukan. Ferry pun meminta maaf atas peristiwa yang terjadi pada Iskandar.
"Kami dari pihak kepolisian minta maaf jika ternyata ada ketidaknyamanan atau ketersinggungan dari yang bersangkutan (Iskandar) atau pihak-pihak lain, kami minta maaf," katanya.
Ferry menjelaskan personel yang datang ke Bandara Kualanamu pada Rabu malam itu tengah mengusut kasus scamming dan judi online. Petugas menerima informasi bahwa pria bernama Iskandar yang diduga terlibat dalam kasus ini sedang berada di bandara.
"Itu dari anggota Polrestabes (Medan). Jadi, sebenarnya anggota Polrestabes saat ini lagi menangani kasus scamming dan judol. Jadi, kan scamming dan judi online salah satu kunci dari keberhasilan itu adalah kecepatan," jelas Ferry.
"Ternyata di salah satu yang dicari, yang terlibat itu identitasnya mirip dengan hasil manifest. Iya, seperti itu (mirip dengan nama Iskandar). Habis itu, anggota Polrestabes karena tidak boleh masuk di front itu kan VIP, kan kita tidak boleh, kita minta bantuan avsec," lanjutnya.
Adapun Iskandar yang menjadi target pencarian bukan Iskandar yang menjabat sebagai Ketua DPW NasDem Sumut. Ferry memastikan datanya tidak cocok dengan data pelaku yang tengah dikejar.
"Tidak (terlibat), datanya tidak cocok dan tidak sama. Jadi, yang bersangkutan (Iskandar) tidak ada hubungannya kasus yang kami tangani," jelasnya.
4 Oknum Polisi Diperiksa
Ferry menambahkan bahwa surat yang dibawa oleh para personel ke Bandara Kualanamu tersebut bukanlah surat penangkapan, melainkan surat perintah tugas penyelidikan kasus.
"Itu dalam rangka mengidentifikasi atau mencocokkan informasi, ternyata tidak cocok. Makanya polisi mengecek apakah ini benar orangnya? kalau kita sudah pasti (pelakunya), ngapain lagi kita suruh avsec, langsung kita lakukan penangkapan," jelasnya.
Setidaknya ada empat personel yang diperiksa buntut kejadian ini. Propam Polda Sumut tengah mendalami apakah ada kesalahan prosedur yang dilakukan petugas kepolisian pada saat kejadian.
"Saat ini, kami sedang memproses anggota kami kurang lebih empat orang," jelas Ferry.
Baca selengkapnya di sini.
Simak Video "Video Mendagri Minta Pemda Punya Anggaran Lebih Bantu Aceh, Sumut dan Sumbar"
[Gambas:Video 20detik]
(des/des)
