Polisi Ungkap Hasil Autopsi 2 Balita Samarinda Dibunuh Ayah Kandung

Polisi Ungkap Hasil Autopsi 2 Balita Samarinda Dibunuh Ayah Kandung

Tim detikKalimantan - detikKalimantan
Sabtu, 26 Jul 2025 15:01 WIB
W (24), ayah yang bunuh dua balitanya di Samarinda.
W (24), ayah yang bunuh dua balitanya di Samarinda. Foto: Dok. Polsek Sungai Kunjang
Samarinda -

Polisi mengungkap hasil autopsi dua balita yang dihabisi ayah kandungnya di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Balita berinisial R (3) dan K (4) itu awalnya dilaporkan tewas karena dicekik. Namun, hasil autopsi mengarah ke dugaan lain.

Kapolsek Sungai Kunjang AKP Yohanes Bonar Adiguna mengatakan dua korban langsung diautopsi setelah dihabisi oleh ayah mereka sendiri, W (24), pada Jumat (25/7) sore. Menurut keterangan dokter forensik, kedua balita malang ini meninggal akibat kekurangan oksigen.

Namun, penyebab kekurangan oksigen ini diduga kuat bukan karena cekikan. Sebab, tidak ada bekas seperti dicekik di leher. Polisi membuka kemungkinan bahwa kedua balita ini dibekap ayahnya. Dugaan ini masih perlu didalami.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil autopsi korban diduga mati lemas karena kekurangan oksigen. Untuk kekurangan oksigen ini masih belum tahu dicekik atau dibekap, karena dari hasil tubuh dan leher korban tidak ada bekas luka," beber Bonar, Sabtu (26/7/2025).

Selain mengantongi hasil autopsi, polisi juga memeriksa lima orang saksi. Nenek buyut korban juga diduga turut mengalami penganiayaan. Namun, kondisi fisiknya yang masih lemah serta trauma membuat saksi nenek belum bisa diambil keterangannya. Adapun pelaku W telah ditahan di Polsek Sungai Kunjang.

"Pelaku masih diamankan di polsek. Kami masih melengkapi bukti-bukti dan keterangan saksi jika memungkinkan kami akan lakukan gelar perkara," tegas Bonar.

Polisi juga belum dapat mengungkap motif W menghabisi nyawa anak-anaknya. Pelaku masih bungkam selama pemeriksaan.

"Untuk motifnya, sampai saat ini belum diketahui karena dari pelaku belum bisa memberikan keterangan. Sampai sekarang masih bungkam," ujarnya.

Berdasarkan keterangan keluarga, W diduga mengalami gangguan kejiwaan. Dalam dua bulan terakhir, W menunjukkan perubahan perilaku menjadi lebih pendiam. Polisi pun memeriksakannya ke Rumah Sakit Jiwa dan masih menunggu hasilnya.

"Masih menjadi dugaan, karena kami masih harus ke rumah sakit jiwa untuk melakukan observasi ke pelaku ada gangguan jiwa atau enggak. Karena kita takutnya hanya pura-pura sakit jiwa aja," ungkapnya.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads