Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Rakhmadi mengatakan masih banyak pekerja seks komersial (PSK) di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Sampai sore ini, data yang masuk di ponsel saya banyak. Yang banyak itu di wilayah Kecamatan Sepaku, Desa Suka Raja dan Desa Bumi Harapan yang masih masuk berdekatan dengan kawasan inti KIP IKN," kata Rakhmadi kepada detikKalimantan, Selasa (8/7/2025).
Maka dari itu, Satpol PP mengajak semua pihak untuk bersinergi. Menurutnya, Satpol PP memiliki keterbatasan untuk memantau semua wilayah.
"Kami berpesan lewat rekan-rekan media bahwa terkait dengan PSK ini, baik online maupun offline itu memang harus sinergitasnya adalah pemerintahan setempat. Dalam hal ini yang harus tegas melakukan tindakan itu camat beserta jajaran di bawahnya. Dalam hal ini kades dan lurah kemudian ormas masyarakat bahkan RT dan dusun. Karena merekalah yang sebenarnya yang sehari-harinya berhadapan langsung di mana GH (guest house) itu berdiri," terang Rakhmadi.
Rakhmadi juga meminta guest house untuk tidak asal menerima tamu. Sebab, banyak praktik prostitusi yang dilakukan di guest house sekitar IKN.
"Kalau kami dari Satpol PP sendiri, ada kesulitan bahwa jarak tempuh ke IKN itu 50 km, dengan jarak tempuh sekitar satu setengah jam. Jadi kalau hari-hari kami melakukan monitoring, biaya operasional besar sehingga harapan kami sinergitas pemerintah memang harus proaktif mengingatkan pemilik GH untuk bijak membatasi tamu yang dicurigai sebagai PSK," sambungnya.
Lebih jauh Rakhmadi menjabarkan ciri-ciri tamu GH yang bisa dicurigai sebagai seorang PSK. Menurutnya, seorang PSK akan membawa tamu yang berbeda-beda.
"Karena kalau tamunya itu berjualan (PSK) itu beda sendiri. Kalau dia sampai berminggu-minggu di situ dan apa lagi ga punya pekerjaan, terutama yang sering membawa orang berbeda-beda," tutupnya.
(sun/des)