Oknum Guru di Kubu Raya Diduga Cabuli 5 Siswinya

Oknum Guru di Kubu Raya Diduga Cabuli 5 Siswinya

Ocsya Ade CP - detikKalimantan
Sabtu, 26 Apr 2025 15:51 WIB
Pelecehan Seksual
Ilustrasi pelecehan seksual. Foto: iStock
Kubu Raya -

Oknum guru di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat diduga mencabuli beberapa siswinya. Pelaku berinisial A itu juga merupakan wakil kepala SMP tersebut.

Informasi yang dihimpun, ada 5 siswi yang menjadi korban pelecehan seksual. Pelaku diduga memegang bagian organ vital beberapa siswinya. Kasat Reskrim Polres Kubu Raya Iptu Hafiz Febrandani mengatakan kasus dugaan pelecehan seksual ini sudah dilaporkan ke Polres Kubu Raya.

"Sudah ada laporan yang masuk baru dari satu korban," kata Hafiz kepada detikcom, Sabtu (26/4/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan laporan itu, ia kemudian memerintahkan serangkaian penyelidikan. Pihaknya belum memastikan jumlah korban.

"Sementara ini masih proses penyelidikan. Untuk jumlah korban ada beberapa. Tapi pastinya masih kami selidiki," kata dia.

Laporan polisi ini dibuat oleh salah satu orang tua korban pada Selasa (22/5) lalu. Hafiz menegaskan kasus yang melibatkan anak sebagai korban atau anak sebagai pelaku menjadi atensi utama dari Kapolres Kubu Raya.

Diketahui, dugaan pelecehan seksual ini terjadi sejak 2024 lalu. Para korban mengaku organ vitalnya kerap dipegang A. Setelah lama bungkam, akhirnya para korban berani bersuara. Awalnya korban bercerita sesama teman, kemudian sampai berani mengadu ke orang tuanya. Pada akhirnya diketahui ada lima siswi yang dilecehkan A.

Sementara itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Kubu Raya Diah Savitri mengatakan informasi pelecehan terhadap siswi ini sudah diketahuinya dari keluarga korban sekitar bulan puasa kemarin. Sejak itu, kata Diah, KPAD mulai mendampingi korban sampai ke proses hukum selanjutnya.

"Sejak dapat informasi itu, dengan komunikasi kami dan langsung diputuskan untuk datang ke Polres Kubu Raya. Kami siap saja untuk mendampingi karena itu memang kewajiban kami untuk mendampingi korban," ujarnya.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads