Isu Kuyang Viral Lagi di Kukar-Samarinda, Begini Penjelasan Budayawan

Isu Kuyang Viral Lagi di Kukar-Samarinda, Begini Penjelasan Budayawan

Riani Rahayu - detikKalimantan
Selasa, 23 Des 2025 22:00 WIB
Potret ilustrasi kuyang. Foto: tangkapan layar buku Kumpulan Kisah Nyata Hantu di 13 Kota oleh Argo Wikanjati (2019)
Foto: Potret ilustrasi kuyang. Foto: tangkapan layar buku Kumpulan Kisah Nyata Hantu di 13 Kota oleh Argo Wikanjati (2019)
Samarinda -

Isu kuyang yang berkeliaran di permukiman warga di wilayah Kutai Kartanegara (Kukar) dan Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), kembali viral di media sosial beberapa waktu terakhir. Kisah Kuyang merupakan bagian dari legenda lisan yang memang telah lama berkembang di masyarakat Kalimantan.

Budayawan Kukar, Awang M Rifani, mengatakan hingga kini belum ada bukti ilmiah yang dapat memastikan kebenaran keberadaan sosok kuyang. Menurutnya cerita mistis ini tidak bisa disimpulkan secara sepihak.

"Kalau soal isu kuyang yang ramai itu, saya belum bisa memastikan kebenarannya. Hal seperti ini tidak bisa kita simpulkan sendiri karena tidak terbukti secara ilmiah," ujarnya kepada detikKalimantan, Selasa (23/12/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, memang ada beberapa tradisi yang meyakini sosok kuyang ini. Dalam tradisi Kutai, kuyang lebih dikenal dengan sebutan hantu urang.

"Kalau di Kutai menyebutnya hantu urang, kalau kuyang itu lebih ke bahasa Banjar. Bukan makhluk gaib murni, ceritanya manusia yang mempelajari ilmu hitam dan biasanya perempuan, (laki-laki) ada tapi lebih dikenal perempuan," jelasnya.

Menurut Awang, ada satu wilayah di Kukar yang terkenal dengan legenda hantu urang ini, tepatnya di Desa Tuana Tuha. Konon di kawasan tersebut terdapat tujuh tajau atau guci yang diyakini dapat mengubah seseorang menjadi kuyang jika menengok ke dalamnya.

"Kalau tempat spesifiknya guci itu sampai sekarang belum tahu ya, karena itu cerita berkembang, dulu orang menyebut daerah itu Tuana Tuha," terangnya.

Menurut Awang, cerita hantu urang atau kuyang telah ada sejak lama dan menyebar dari mulut ke mulut. Tapi sebenarnya cerita serupa bisa ditemukan di daerah lain di Indonesia maupun Asia Tenggara dengan sebutan berbeda.

"Ini bagian dari urban legend. Cerita lama yang hidup di masyarakat, tapi sampai sekarang tidak pernah bisa dibuktikan secara ilmiah," tegasnya.

Belanda Masuk Lebih Dulu daripada Cerita Kuyang

Senada, Sejarawan Kaltim Muhammad Sarip juga menegaskan cerita kuyang sampai saat ini hanya sebagai legenda lisan. Urban legend yang belum ada bukti otentiknya.

Yang menarik adalah cerita kuyang justru berkembang setelah Belanda masuk ke Kalimantan. Hal ini membuat cerita kuyang ini semakin dipertanyakan kebenarannya.

"Secara logika, Belanda berani masuk ke Kalimantan. Saya berpikir mungkin saja ini konspirasi Belanda agar tidak ada rakyat yang keluar saat malam hari melakukan penyerangan," kata dia.

Selain itu, lanjutnya, cerita kuyang sudah ada sejak lama, seharusnya tercatat dalam naskah klasik. Namun faktanya hal tersebut tidak ditemukan.

"Cerita Kuyang ini adanya belakangan malah, ada manuskrip Arah-Melayu Salasilah Kutai di tahun 1849 Masehi, itu gak ada cerita-cerita Kuyang. Cerita supranatural yang ada justru bersifat heroik, seperti tokoh legenda, bukan hantu-hantu horor," ungkapnya.

Ia menambahkan, legenda Kuyang juga bisa lahir dari dinamika sosial di masyarakat. Seperti kecemburuan, persaingan antarsesama perempuan, hingga ketidaktahuan fenomena alam.

"Perempuan yang pendiam, introvert, tapi cantik dan unggul itu sering sekali mendapat tuduhan pakai ilmu hitam, Kuyang jadi simbolnya," tutur Sarip.

Sarip menegaskan cerita Kuyang lebih tepat dipahami sebagai bagian dari kebudayaan dan legenda. Cerita Kuyang mengandung pesan moral, bukan sebagai fakta sejarah.

"Sebenarnya adanya cerita Kuyang ini kan salah satu pesan moralnya tujuannya kesehatan, jaga kebersihan bagi wanita haid dan melahirkan, agar ari-arinya ditanam dengan baik. Agar pendatang lebih menjaga sikap saat ke Kalimantan. Tapi jangan disikapi untuk menakut-nakuti," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads