5 Baju Adat Kalimantan, Inspirasi Kostum Festival hingga Acara Spesial

5 Baju Adat Kalimantan, Inspirasi Kostum Festival hingga Acara Spesial

Nadhifa Aurellia Wirawan - detikKalimantan
Senin, 21 Apr 2025 15:00 WIB
Baju adat Dayak.
Baju adat Dayak. Foto: Kemenparekraf
Samarinda -

Pulau Kalimantan yang juga dikenal sebagai Borneo merupakan rumah bagi berbagai suku dan budaya yang unik. Salah satu warisan budaya yang paling mencolok adalah pakaian adat dari masing-masing provinsi.

Setiap baju adat tidak hanya mencerminkan identitas etnis, tapi juga mengandung nilai sejarah, spiritual, dan filosofi lokal. Lantas apa saja ragam baju adat khas Kalimantan? Berikut detikKalimantan rangkum dari berbagai sumber baju adat masing-masing provinsi di Kalimantan.

Baju Adat Kalimantan dari Masing-masing Provinsi

1. Kalimantan Barat: King Bibinge dan King Baba

Pakaian Adat Kalimantan Barat Suku DayakPakaian Adat Kalimantan Barat Suku Dayak Foto: detikcom/Agung Pambudhy

Pakaian adat suku Dayak di Kalbar dikenal dengan nama King Bibinge untuk perempuan dan King Baba untuk laki-laki. Pakaian ini terbuat dari kain tenun khas Dayak yang biasanya berwarna gelap dan dihiasi dengan motif flora dan fauna, terutama burung enggang dan tanaman sulur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ciri khas pakaian ini adalah penggunaannya yang sarat akan simbol. Misalnya, manik-manik berwarna cerah pada baju melambangkan hubungan manusia dengan alam, sementara topi rumbai bulu enggang pada pria menandakan keberanian dan status sosial.

Para wanita juga mengenakan aksesoris seperti kalung manik, ikat kepala manik, dan hiasan pinggang dari logam atau tulang hewan hasil berburu. Pakaian adat ini biasanya dikenakan dalam upacara adat seperti Naik Dango atau Gawai Dayak sebagai bentuk syukur atas panen dan keberkahan alam.

2. Kalimantan Timur: Ta'a dan Sapei Sapaq

Baju adat Dayak.Baju adat Kalimantan Timur. Foto: Kemenparekraf

Di Kaltim, baju adat Dayak Kenyah dan Dayak Bahau mendominasi. Untuk perempuan, pakaian disebut Ta'a berupa blus lengan pendek dengan rok panjang, biasanya dihiasi manik-manik, payet, dan motif khas Dayak.

Sapei Sapaq adalah pakaian untuk pria, berupa rompi terbuka di bagian dada dan celana pendek, juga dihiasi motif ukiran suku. Ciri khas pakaian adat ini adalah warna hitam sebagai dasar yang melambangkan kekuatan dan keberanian, serta aksesoris bulu burung enggang, penutup kepala (lavung), dan mandau yang menunjukkan kedudukan sosial dalam masyarakat.

Pakaian adat Ta'a dan Sapei Sapaq digunakan saat Festival Erau di Tenggarong, serta acara adat dan penyambutan tamu kehormatan.

3. Kalimantan Selatan: Bagajah Gamuling Baular Lulut

pakaian adat kalimantan selatan untuk pengantin.Baju adat Kalimantan Selatan. Foto: Kawang Yoedha dalam buku Busana Pengantin Adat Banjar Dari Abad Ke Abad

Pakaian adat suku Banjar adalah salah satu yang paling ikonik di Kalimantan. Bagajah Gamuling Baular Lulut biasanya dikenakan oleh mempelai pria dalam pernikahan adat Banjar. Pakaian ini terdiri dari baju lengan panjang, celana panjang, kain sarung yang diselempangkan di pinggang, dan tutup kepala yang disebut laung.

Sementara untuk wanita, pakaian adatnya dikenal dengan Baju Kurung Basiba yang berbahan satin atau beludru dengan bordiran emas, dipadukan dengan kain batik khas Banjar. Aksesori seperti sanggul, tusuk konde, dan kalung susun memperindah tampilan.

Pakaian ini mencerminkan kemewahan kerajaan Banjar zaman dahulu dan digunakan dalam hajatan atau pernikahan adat.

4. Kalimantan Tengah: Baju Sangkarut dan Baju Deder

Baju sangkarut yang merupakan pakaian adat dari suku Dayak Ngaju di Kalimantan TengahBaju sangkarut yang merupakan pakaian adat dari suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah Foto: Baju Sangkarut (Dok. Pemprov Kalimantan Tengah)

Baju adat suku Dayak Ngaju di Kalteng terdiri dari Baju Sangkarut untuk pria dan Baju Deder untuk wanita. Keduanya memiliki motif alam dan hewan yang diyakini sebagai simbol perlindungan dari roh jahat.

Baju Sangkarut berupa rompi tanpa lengan dari kain tenun atau kulit kayu yang dihiasi dengan ukiran, manik-manik, dan cangkang kerang. Celana pendek yang dikenakan dipadukan dengan ikat pinggang lebar dan penutup kepala bulu.

Baju Deder terdiri dari atasan berbentuk kebaya pendek dan kain panjang dengan motif Dayak. Penampilan semakin lengkap dengan kalung, gelang logam, dan hiasan kepala dari bulu burung atau bunga.

Pakaian ini umum dipakai saat Festival Isen Mulang dan upacara Tiwah (ritual kematian Dayak).

5. Kalimantan Utara: Baju Manik-Manik Suku Tidung dan Bulungan

Baju adat Kalimantan UtaraBaju adat Kalimantan Utara Foto: Pemkab Tana Tidung

Kaltara sebagai provinsi termuda di Indonesia memiliki kekayaan budaya dari suku Tidung, Bulungan, dan Dayak. Baju adat Tidung misalnya, terkenal dengan baju manik-manik yang kaya warna dan simbol.

Pria mengenakan baju lengan panjang dengan motif geometris berwarna cerah, celana panjang, dan ikat kepala. Wanita memakai kebaya lengan panjang dengan kain songket atau batik khas Tidung serta selendang. Motif pada manik biasanya melambangkan status, umur, dan peran sosial.

Suku Bulungan yang dahulu membentuk Kesultanan Bulungan memiliki baju adat kerajaan seperti Telukut Mahligai yang bercorak emas dan hitam, mencerminkan kejayaan masa lalu.

Itu dia ragam pakaian adat khas dari lima provinsi di Kalimantan. Tidak hanya sekedar pakaian upacara, tetapi pakaian tersebut juga merupakan bentuk pernyataan identitas, kearifan lokal, dan penghormatan terhadap leluhur.

Pelestarian busana tradisional ini menjadi salah satu cara mengenalkan kekayaan budaya Indonesia ke dunia dan merawat akar sejarah yang mulai terlupakan oleh generasi muda. Yuk, gunakan baju adat khas Kalimantan di acara-acara spesial detikers!




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads