Mengenal 5 Pakaian Adat Dayak serta Maknanya

Mengenal 5 Pakaian Adat Dayak serta Maknanya

Tim detikKalimantan - detikKalimantan
Rabu, 12 Mar 2025 19:30 WIB
Jakarta, Indonesia - August 27, 2017: Dayak Borneo Culture participated in ASEAN Culture Parade in Thamrin - Sudirman Street, Jakarta-Indonesia
Foto: Getty Images/danikancil
Balikpapan -

Suku Dayak adalah salah satu suku yang berasal dari Kalimantan. Sejak zaman dahulu, suku Dayak telah mendiami pedalaman Kalimantan dan berkembang menjadi masyarakat dengan kekayaan budaya.

Salah satu bentuk budayanya dapat terlihat dari pakaian adat. Suku Dayak memiliki pakaian adat yang khas dengan berbagai aksesoris. Tidak cuma indah, pakaian adat tersebut juga mengandung makna dalam hiasan dan warna yang digunakan.

Nah, apa saja pakaian adat yang digunakan masyarakat Dayak? Simak rangkuman yang telah disusun detikKalimantan berikut ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

5 Pakaian Adat Dayak untuk Pria dan Wanita

1. Ta'a

Ta'a adalah salah satu busana adat suku Dayak Kenyah dan menjadi baju adat Kalimantan Timur. Ta'a merupakan pakaian untuk wanita.

Ta'a terdiri dari pakaian atasan yang bernama sapei inoq, dipadukan dengan bawahan berupa rok yang juga bernama ta'a. Perempuan Dayak juga menggunakan semacam ikat kepala yang terbuat dari pandan bernama da'a. Aksesoris lainnya adalah hiasan bulu burung dan gelang yang dipintal dari benang sebagai penolak bala.

2. Sapei Sapaq

Sapei sapaq terdiri dari pakaian atasan berbentuk rompi dan bawahan berupa cawat bernama abet kaboq. Cawat ini menyerupai celana pendek dengan tambahan aksesoris mandau yang diikat di bagian pinggang.

Corak ta'a dan sapei sapaq mirip. Yang membedakan adalah aksesoris yang digunakan. Pakaian adat Kaltim ini menggunakan corak burung enggang dan harimau untuk bangsawan, serta corak tumbuhan untuk rakyat biasa.

3. King Baba

Bergeser ke suku Dayak di Kalimantan Barat, dikenal pakaian adat bernama king baba untuk pria. Dalam bahasa Dayak, king berarti pakaian dan baba berarti laki-laki.

King baba terbuat dari serat kulit kayu tumbuhan endemik di Kalimantan. Pakaian ini dibuat dengan cara memukul kulit kayu dalam air untuk menyisakan seratnya.

Serat kemudian dilenturkan dan dijemur, setelah itu dihias dengan lukisan etnis Dayak. King baba dihias menggunakan pewarna alami.
Bentuk king baba berupa rompi tanpa lengan dan celana panjang. King baba kerap dipadukan dengan senjata mandau dan perisai untuk berjaga-jaga dari serangan.

4. King Bibinge

Pakaian selanjutnya adalah king bibinge untuk wanita. Bahan dan cara pembuatannya sama dengan king baba, yakni menggunakan serat kulit kayu tanaman ampuro atau kapuo.

King bibinge memiliki bentuk yang lebih tertutup dibandingkan king baba, meski tanpa lengan juga. Terdapat penutup dada dan stagen yang dipadukan dengan rok.

Kain king bibinge biasanya dihiasi lukisan khas Dayak. Wanita Dayak juga kerap menggunakan aksesoris seperti kalung, manik-manik, dan ikat kepala dengan bulu burung enggang untuk melengkapi king bibinge.

Aksesoris lain yang digunakan adalah gelang yang terbuat dari akar pohon. Kalung yang dikenakan biasanya terbuat dari tulang hewan atau akar pohon. Tak hanya sebagai hiasan, aksesoris itu terkadang berfungsi sebagai jimat dan penolak bala.

5. King Kabo

King kabo merupakan modifikasi dari king baba. Pakaian ini memberikan tampilan lebih modis tanpa menghilangkan ciri khas budaya suku Dayak.

Jika king baba menggunakan serat kayu endemik, maka king kabo berinovasi dengan memakai campuran bahan kain sungkit. King kabo tetap dilukis dengan lukisan khas

Dayak lengkap dengan aksesoris seperti king baba. Tak lupa juga senjata mandau terikat di pinggang.

Makna Hiasan dan Aksesoris Pakaian Adat Dayak

Pakaian adat di atas memiliki ciri khas lukisan Dayak serta berbagai aksesoris. Semua itu memiliki makna tersendiri. Mengutip detikSulsel, simak penjelasannya berikut.

Makna Warna

  • Warna merah mewakili solidaritas dan keberanian untuk mempertahankan kebenaran.
  • Warna putih melambangkan kesucian dan kemurnian jiwa.
  • Warna kuning mencerminkan keagungan, kejayaan, kemegahan, dan kehormatan.
  • Warna hitam melambangkan kedewasaan dan berkabung.
  • Warna hijau melambangkan kesuburan dan kemakmuran.

Makna Hiasan

  • Bentuk manusia atau matuari menggambarkan kehidupan manusia di dunia.
  • Bentuk binatang menandakan adanya kehidupan binatang.
  • Bentuk tumbuhan mencerminkan keberadaan tumbuhan dalam kehidupan.
  • Bentuk benda-benda seperti bintang, bulan, dan matahari mencerminkan kehidupan dalam alam gaib.

Aksesoris Pakaian Adat Dayak dan Maknanya

  • Simbolong adalah perhiasan untuk sanggul wanita yang dapat digunakan sehari-hari atau pada upacara adat.
  • Hiasan kepala berupa tajuk bulu tantawan dan tajuk bulu arue dapat digunakan pada acara sukacita maupun dukacita.
  • Poosong adalah perhiasan untuk lubang telinga wanita.
  • Kalong atau manik pirak adalah kalung yang mempercantik leher dan menunjukkan status sosial.
  • Kalong manik kalabe adalah kalung khusus untuk perempuan muda.
  • Kalong manik lawang adalah kalung yang bisa dipakai oleh laki-laki atau perempuan.
  • Tangkalai' atau sumpae adalah hiasan lengan untuk laki-laki maupun perempuan.
  • Isi amas atau gigi emas digunakan untuk mempercantik gigi dan memiliki makna simbolis tentang keuangannya.

Itulah kelima pakaian adat suku Dayak di Kalimantan. Semoga bermanfaat dan membuat kamu lebih mencintai adat budaya Indonesia, detikers.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads