Pengusaha Pusat Belanja Ungkap Bupati Kukar Minta Mal Dibangun di Daerahnya

Pengusaha Pusat Belanja Ungkap Bupati Kukar Minta Mal Dibangun di Daerahnya

Heri Purnomo - detikKalimantan
Kamis, 18 Des 2025 19:01 WIB
Warga mengunjungi pusat perbelanjaan di Jakarta, Kamis (31/7/2025).
Ilustrasi pusat perbelanjaan. Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta -

Sejumlah pemerintah daerah disebut-sebut meminta pembangunan pusat perbelanjaan atau mal di daerah masing-masing. Hal itu diungkapkan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI). Salah satu kepala daerah yang dimaksud adalah Kutai Kartanegara.

Dilansir detikFinance, Ketua Umum APPBI Alphonsus Widjaja mengatakan pihaknya baru saja mengunjungi Kutai Kartanegara (Kukar) dan menampung usulan pembukaan pusat perbelanjaan atau mal. Kukar disebut bukan satu-satunya daerah yang mengajukan permintaan pembukaan tersebut.

"Dua hari lalu kami baru pulang dari Kutai Kartanegara karena Pak Bupati minta dibuka mal di sana. Jadi banyak sekali Pak Menteri, Ibu Menteri, pemerintah-pemerintah daerah yang berharap memiliki pusat belanja," kata Alphonsus dalam Opening Ceremony BINA Indonesia Great Sale 2025 di Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (18/12/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain ada tren permintaan mal di daerah, Alphonsus juga menyampaikan optimismenya bahwa pusat perbelanjaan akan semakin ramai hingga 2026 mendatang. Ia menyebut salah satu faktornya adalah penerapan program diskon di pusat-pusat perbelanjaan, terutama pada saat hari-hari besar dan musim liburan.

Contohnya program Belanja di Indonesia Saja (BINA) Indonesia Great Sale 2025 yang resmi digelar mulai hari ini, 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. Program ini diikuti oleh 412 pusat perbelanjaan se-Indonesia. Pada rangkaian program ini, pelaku usaha ritel menawarkan diskon hingga 80% untuk berbagai produk diskon tambahan 11% khusus wisatawan mancanegara melalui skema value added tax atau VAT refund.

"Kami optimis Q4 akan maksimal kinerja kita, karena Natal dan akhir tahun. Q1 2026 pun kami optimis karena Q1 ada Tahun Baru, ada Imlek, ada Ramadhan, dan Idul Fitri, upah minimum akan naik, pasti di Q1. Kemudian perusahaan-perusahaan akan memberikan bonus-bonus, akan cair, kemudian menjelang Ramadhan akan keluar THR. Jadi semuanya itu saya kira akan mendukung kinerja di Q4 dan juga Q1 2026," sambungnya.

Artikel ini telah tayang di detikFinance. Baca selengkapnya di sini.




(des/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads