Irau Malinau ke-11 dan HUT ke-26 Kabupaten Malinau akan digelar pada 7-26 Oktober 2025. Gemanya sudah terasa hingga ke wilayah perbatasan, khususnya warga Kecamatan Kayan Hulu.
Camat Kayan Hulu, Setim Alla mengatakan kontingen dari Kayan Hulu tiba lebih awal di ibu kota kabupaten. Bukan tanpa alasan, langkah itu diambil untuk memastikan persiapan maksimal. Mulai dari penataan stan pameran hingga adaptasi para atlet dengan cuaca Malinau yang berbeda.
"Kami datang lebih awal sekaligus mempersiapkan segala sesuatunya, terkait dengan isi stan maupun produk-produk yang kami bawa supaya bisa terangkut semua," ujar Camat Kayan Hulu kepada detikKalimantan. Sabtu (27/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu, juga untuk persiapan mengikuti kegiatan perlombaan seperti olahraga. Supaya pemain kita ini bisa beradaptasi dengan hawa yang ada di kawasan Malinau, tambahnya melalui panggilan telepon.
Baca juga: Mengenal Seraung, Topi Khas Dayak yang Unik |
Di tengah persiapan berbagai agenda, produk kerajinan tangan menjadi primadona yang dibawa Kontingen Kayan Hulu. Jauh dari sekadar lima jenis, Setim Alla menegaskan variasi produk UMKM yang mereka bawa sangat beragam dan memiliki keistimewaan.
"Sejumlah produk yang kami bawa, bahannya berasal dari alam Kecamatan Kayan Hulu. Hal ini tentu menjadi pembeda karena autentisitas dan keistimewaan bahan bakunya, yang sepenuhnya berasal dari alam pedalaman," tegas Setim.
Persiapan untuk memamerkan karya-karya terbaik itu tidak main-main. Para perajin dan pelaku UMKM di Kayan Hulu telah mempersiapkannya sejak tahun sebelumnya.
"Bisa kita lihat tingkat kerumitanya masing-masing, dan kami membawa harapan besar bahwa Irau Malinau dapat menjadi etalase yang mengangkat perekonomian mereka," imbuhnya.
![]() |
Berikut adalah beberapa produk unggulan dari Kayan Hulu yang akan dipamerkan:
- Sa'ung: Penutup kepala fungsional untuk melindungi dari panas dan hujan, dibuat dari anyaman daun palem hutan, rotan, kain, dan plastik.
- Tapan (Tampi): Alat tradisional untuk membersihkan beras dari dedak padi, menunjukkan kearifan lokal dalam pengolahan pangan.
- Aban, Slendang, dan Beteng: Kerajinan dari manik-manik halus yang dapat difungsikan sebagai alas meja dan sofa (Aban), hingga selendang (Slendang) dan ikat pinggang (Beteng) untuk para wanita.
- Topi Adat Dayak Kenyah: Terdapat dua jenis utama, yaitu topi untuk tarian Ajai para pemuda yang terbuat dari rotan, kain, dan bulu burung, serta topi untuk para penari gadis yang dihiasi manik, taring atau tulang binatang, dan bulu burung enggang yang sakral.
- Pernak-pernik Rotan: Gelang dan cincin artistik yang sepenuhnya dibuat dari bahan rotan pilihan.
Meskipun harus diangkut menggunakan pesawat dari wilayah yang jauh, Setim Alla menjamin harga produk kerajinan ini tidak akan melambung tinggi.
"Harganya tidak berpengaruh. Karena kebetulan setiap kontingen ada bagasinya. Jadi bagasi-bagasi itulah yang kita isi dengan kerajinan produk-produk yang kita bawa," jelasnya.
Mewakili warganya, Setim Alla menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Malinau karena memastikan Irau dapat kembali terlaksana. Acara dua tahunan ini menjadi harapan besar bagi masyarakat di perbatasan untuk memasarkan produk unggulan mereka.
"Harapan kami dengan acara Irau Kabupaten Malinau, semua produk kerajinan para UMKM ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat," pungkasnya.
(sun/des)