Beras Adan, Primadona Pangan dari Kalimantan Utara

Beras Adan, Primadona Pangan dari Kalimantan Utara

Oktavian Balang - detikKalimantan
Rabu, 03 Sep 2025 09:00 WIB
Beras adan, primadona pangan dari Kaltara. (Sumber TNKM)
Foto: Beras adan, primadona pangan dari Kaltara. (Sumber TNKM)
Nunukan -

Beras adan, varietas padi lokal ini, ditanam turun-temurun oleh masyarakat Dayak Lundayeh di Dataran Tinggi Krayan, Kalimantan Utara. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Malaysia, menyimpan pangan lokal yang membanggakan dan menjadi primadona pasar internasional.

Beras adan tumbuh subur di tanah kaya mineral, didukung udara sejuk pegunungan dan air jernih dari hulu sungai di Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM). Hadir dalam tiga varietas yakni putih, merah, dan hitam.

Beras ini dikenal punya kualitas unggulan dengan tekstur pulen, rasa legit, aroma harum, dan dirasa lebih cepat mengenyangkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Keunggulan Beras Adan adalah produksi organik tanpa pupuk kimia atau pestisida. Benihnya asli, diwariskan dari nenek moyang," ungkap Hery Gunawan, Kepala Seksi Pengelolaan TN Wilayah I Long Bawan, kepada detikKalimantan belum lama ini.

Beras adan, primadona pangan dari Kaltara. (Sumber TNKM)Beras adan, primadona pangan dari Kaltara. (Sumber TNKM)

Guna menjaga keberlanjutan Beras Adan, Balai TNKM menggagas program Desa Binaan, melibatkan masyarakat adat di lima kecamatan di Krayan. Program ini tidak hanya meningkatkan kapasitas petani, tetapi juga memperkuat kelembagaan desa dan membuka akses pasar.

"Kami memberikan dukungan berupa hand tractor, mesin giling padi, hingga alat pengemasan, bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Nunukan," kata Hery.

Kepala Balai TNKM, Seno Pramudito pun menjelaskan beras adan bukan sekadar produk pertanian, melainkan simbol harmoni antara masyarakat Krayan dan alam.

"Beras Adan lahir dari tanah subur dan air pegunungan yang jernih. Ini adalah warisan budaya dan bukti bahwa konservasi dan kesejahteraan bisa berjalan beriringan," ujarnya.

Melalui kolaborasi ini, Beras Adan diarahkan sebagai produk unggulan yang tak hanya mengangkat identitas Krayan, tetapi juga menjadi simbol konservasi.

"Kami ingin Beras Adan dikenal, dicintai, dan dihargai dunia sebagai produk pertanian dari Dataran Tinggi Krayan," ujar Seno.

Beras Adan Jadi Primadona Pangan Lokal

Beras adan, primadona pangan dari Kaltara. (Sumber TNKM)Beras adan, primadona pangan dari Kaltara. (Sumber TNKM)

Beras adan telah mencuri perhatian pasar luar negeri, khususnya Malaysia dan Brunei. Sebanyak 80% produksi dari 89 desa di Krayan diekspor ke kedua negara tersebut.

"Harga di Krayan Rp 25.000 per kilogram, tapi di Malaysia bisa mencapai Rp 35.000 per kilogram atau Rp 350.000 per kaleng," kata Camat Krayan Barat, Dawat Udan.

Kemudahan akses distribusi ke Malaysia, yang lebih cepat dibandingkan ke ibu kota Kabupaten Nunukan, menjadi kunci tingginya permintaan di luar negeri.

"Pembeli dari Malaysia dan Brunei datang langsung ke desa-desa untuk mengangkut beras. Transportasinya mudah," tambah Dawat.

Namun di pasar dalam negeri, beras adan kesulitan bersaing karena tingginya biaya distribusi. Pengangkutan melalui pesawat dari Krayan ke Tarakan, misalnya, hanya mampu membawa 700-800 kilogram per penerbangan dengan biaya mahal.

"Jalan di Krayan baik nasional, provinsi, maupun kabupaten, kondisinya memprihatinkan. Saat musim hujan, banyak desa terisolasi," kata Dawat.

Dari lereng sawah organik di Krayan, Beras Adan membawa pesan bahwa menjaga alam adalah fondasi kesejahteraan berkelanjutan. Di tengah keterbatasan akses, semangat masyarakat adat dan dukungan TNKM menjadi kunci melestarikan warisan ini, sekaligus membuka harapan ekonomi bagi Krayan.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads