Sistem transaksi digital yang terhubung dengan NIK atau Payment ID sempat direncanakan akan berlaku mulai bulan Agustus ini. Namun, Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa Payment ID masih dalam tahap uji coba, sehingga tidak akan langsung diluncurkan.
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP) BI Dicky Kartikoyono mengatakan BI masih mengerjakan berbagai tahapan. Payment ID sendiri belum eksis saat ini dan masih tahap pengembangan.
"Sampai hari ini belum ada yang namanya Payment ID. Kita masih sandbox, uji coba, piloting, gitu ya. Itu yang masih kita kerjakan di BI," terang Dicky di Jakarta Pusat, dilansir detikFinance, Selasa (12/8/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dicky menjelaskan sistem penghubungan transaksi dengan NIK tersebut akan diuji coba pada September 2025. Uji coba dilakukan dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) nontunai yang merupakan kewenangan pemerintah. Sehingga pemerintah juga akan dilibatkan dalam uji coba ini.
"Hal terkait uji cobanya adalah bansos nontunai, itu masih diuji coba. Bansos nontunai akan ada program barunya oleh pemerintah di bulan September ada rencana di-launching di Banyuwangi. Itu yang kita bantu melakukan uji coba. Uji cobanya sekadar melakukan identifikasi apa yang selama ini BI sudah punya," ujar Dicky.
Sempat muncul kekhawatiran publik terkait adanya risiko kebocoran data serta pengawasan berlebih terhadap transaksi masyarakat. Namun, BI menjamin kerahasiaan data dan transaksi masyarakat tetap terjaga. Sistem ini nantinya diatur berbasis consent atau dengan persetujuan pengguna.
"Setiap data individu kalau di sistem keuangan harus dengan konsen, harus dengan persetujuan dari pemilik datanya, tidak bisa sembarangan. Itu backbone-nya bisnis kepercayaan yang namanya perbankan," lanjutnya.
Sebelumnya, rencana peluncuran Payment ID disampaikan oleh Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Dudi Dermawan. Dia mengatakan Payment ID akan aktif mulai 17 Agustus 2025.
"17 Agustus nanti akan keluar yang namanya Payment ID. Payment ID ini sangat powerful," ujar Dudi.
Baca selengkapnya di detikFinance.
(des/des)