Perwakilan driver ojek online (ojol) dan taksi online meminta agar potongan aplikasi diturunkan. Hal itu disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi V DPR RI Rabu (21/5) sebagai tindak lanjut atas aksi unjuk rasa pada Selasa (20/5) kemarin.
Dilansir detikFinance, Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia Igun Wicaksono mengatakan tuntutan utama pada aksi kemarin salah satunya mengenai potongan biaya aplikasi. Dia menyebut banyak aplikator menerapkan persentase potongan di atas 20% selama bertahun-tahun. Padahal menurut Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) KP Nomor 1001 Tahun 2022, batas potongan aplikator terhadap pengemudi ojol maksimal 20%.
"Detik ini mereka masih memotong lebih dari 20 persen hingga mencapai hampir 50 persen. Sepanjang itu Pak, 365 hari dikali 3 tahun saat ini udah berapa triliun uang mereka ambil dari rekan-rekan kami R2 (roda dua)," kata Igun, Rabu (21/5/2025).
Kondisi itu membuat para driver merasa dirugikan selama bertahun-tahun. Mereka pun meminta agar potongan biaya dari aplikator bisa ditetapkan sesuai aturan. Bahkan bila perlu diturunkan menjadi maksimal 10%.
"Nilai kami menentukan 10% akhirnya harus kami keluarkan hal tersebut. Mereka sudah ngambil dari kami sebanyak itu, Pak. Sekarang saatnya kami menagih. Kami hanya minta bagian mereka cukup 10% saja, bagian kami 90%," jelasnya.
Senada, Ade Armansyah dari Aliansi Korban Aplikator mengatakan driver online kendaraan roda empat (R4) atau taksi online merasa menjadi 'sapi perah'. Pihaknya tidak pernah dilibatkan dalam diskusi atau mendapat kesempatan untuk berkomunikasi terkait penetapan potongan.
Ade dan rekan-rekannya mengaku tidak mengetahui hitungan tarif dan argo yang ditetapkan aplikasi. Hal ini diperparah biaya potongan yang dikenakan kepada para driver terbilang cukup besar, dengan persentase bagian driver yang sangat minim.
"Makanya kami minta sama mereka, kalau mereka mau untung 10% kami pun juga harus untung 10%. Karena dari hitungan kami, kami per 10 km itu kami rugi kurang lebih Rp 12 ribu per 10 km. Jadi kalau mereka boleh untung 20%, masa kami tidak boleh untung 10%?" papar Ade.
(des/des)