Pelatih tim sepakbola Tekad FC Desa Dungun Laut bernama Eri Agus alias Pak Sake, menghembuskan napas terakhirnya di ruang IGD Puskesmas Matang Suri. Pak Sake tutup usia karena terkena serangan jantung, tanpa sempat diberi pertolongan pertama.
Kabar duka tersebut kemudian jadi viral, sebab masyarakat menyorot adanya kelalaian dalam penanganan pasien. Kejadian bermula saat Pak Sake terkena serangan jantung di Lapangan Sepak Bola Haji Yusuf, Dusun Matang Terap, Desa Matang Suri, Jawai Selatan, Minggu (23/11/2025).
Saat itu, Tekad FC sedang berlaga melawan Putra Mandiri FC Sentebang di kejuaraan Bang Lely CUP Seri IV. Pak Sake kemudian dibawa oleh warga ke Puskesmas Matang Suri. Namun sayang saat tiba di IGD, tidak ada satupun petugas yang menyambut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian hanya beberapa menit dibaringkan, Pak Sake telah meninggal dunia. Petugas IGD tidak sempat melakukan resusitasi sebagai langkah gawat darurat.
Warga yang mengantar Pak Sake ke Puskesmas lalu membuat video dan menyebut tidak ada satupun petugas yang berjaga di IGD. Video itu kemudian viral dan memicu beragam reaksi. Di media sosial, banyak netizen mengkritisi pelayanan Puskesmas Matang Suri.
Puskesmas Matang Suri di Kecamatan Jawai Selatan, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat jadi viral. Puskesmas dianggap lalai karena tidak ada petugas berjaga saat darurat. Pelayanan puskesmas dapat kecaman dari masyarakat.
Kepala Puskesmas Matang Suri, Andrian mengatakan, pihaknya telah menugaskan dua orang untuk standby. Namun salah satu dari mereka izin pulang karena sakit, tetapi tidak melapor ke Kepala Puskesmas.
"Salahnya memang itu tadi, dia izin pulang karena sakit hanya kepada temannya, tidak izin kepada Kepala Puskesmas. Kemudian saat petugas itu selesai melaksanakan salat petugas memeriksa pasien rawat inap yang ada dua orang, lalu pasien itu datang dan diperiksa petugas sudah meninggal," katanya dikonfirmasi wartawan, Minggu (23/11/2025).
Belakangan, ada rekaman CCTV yang menunjukkan bahwa di Puskesmas saat itu bukan tidak ada petugas, tapi petugas ada di dalam. Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, dr Ganjar Eko Prabowo memberikan Surat Peringatan (SP) 1 kepada Kepala Puskesmas.
Andrian dianggap tidak mampu melakukan manajemen pegawai. Evaluasi dilakukan di Puskesmas Matang Suri pada Senin (24/11/2025) sebagai tindak lanjut setelah muncul video yang memperlihatkan warga membawa pasien ke IGD Puskesmas Matang Suri dan tidak mendapati petugas di ruang pelayanan.
dr Ganjar kemudian menjelaskan bahwa berdasarkan hasil evaluasi, pada saat kejadian terdapat hanya satu petugas jaga di Puskesmas Matang Suri.
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan standar pelayanan karena puskesmas rawat inap seharusnya menempatkan dua petugas pada shift jaga IGD.
"Pada waktu kejadian, petugas sedang melaksanakan salat Magrib sehingga terjadi jeda sekitar tujuh menit ketika pasien datang. Dengan dua petugas, seharusnya pelayanan bisa tetap berjalan karena ada pergantian," jelas Ganjar.
Ia mengatakan, pemberian SP1 kepada Kepala Puskesmas merupakan langkah administratif sebagai bagian dari pembinaan agar manajemen pelayanan dapat lebih optimal.
"Ini merupakan tindak lanjut hasil evaluasi agar ke depan SOP dapat dipatuhi dengan lebih baik," ujarnya.
Ia juga menambahkan hasil evaluasi dan investigasi kejadian. Bahwa petugas kembali ke IGD, pemeriksaan terhadap pasien tetap dilakukan, termasuk pengecekan nadi, tensi, suhu, dan EKG. Namun pasien telah dinyatakan meninggal dunia.
Kejadian bermula saat pelatih tim sepakbola Tekad FC Desa Dungun Laut bernama Eri Agus alias Pak Sake terkena serangan jantung di Lapangan Sepak Bola Haji Yusuf, Dusun Matang Terap, Desa Matang Suri, Jawai Selatan, Minggu 23 November 2025.
Saat itu, Tekad FC sedang berlaga melawan Putra Mandiri FC Sentebang di kejuaraan Bang Lely CUP Seri IV. Ia kemudian di bawa oleh warga ke Puskesmas Matang Suri. Saat tiba di IGD, tidak ada satupun petugas yang menyambut.
Kemudian, hanya beberapa menit dibaringkan, ternyata Pak Sake telah meninggal dunia. Petugas IGD bahkan tidak sempat melakukan resusitasi sebagai langkah gawat darurat.
Warga yang mengantar Pak Sake ke Puskesmas lalu membuat video dan menyebut tidak ada satupun petugas jaga standby di IGD. Video itu kemudian viral dan memicu beragam reaksi.
Di media sosial, banyak netizen mengkritisi pelayanan Puskesmas Matang Suri. Karena memang, perihal nyawa manusia itu sangat krusial.
Kepala Puskesmas Matang Suri, Andrian mengatakan, pihaknya telah menugaskan dua orang untuk standby. Namun salah satu dari mereka izin pulang karena sakit. Tetapi tidak melapor ke Kepala Puskesmas.
"Salahnya memang itu tadi, dia izin pulang karena sakit hanya kepada temannya, tidak izin kepada Kepala Puskesmas. Kemudian saat petugas itu selesai melaksanakan salat petugas memeriksa pasien rawat inap yang ada dua orang, lalu pasien itu datang dan diperiksa petugas sudah meninggal," katanya dikonfirmasi wartawan, Minggu (23/11/2025).
(aau/aau)
