Bawa Senjata, 15 WN China Rusak Kendaraan-Serang TNI di Ketapang

Bawa Senjata, 15 WN China Rusak Kendaraan-Serang TNI di Ketapang

Ocsya Ade CP - detikKalimantan
Minggu, 14 Des 2025 21:56 WIB
Mobil perusahaan yang dirusak WN China di Ketapang.
Mobil perusahaan yang dirusak WN China di Ketapang. Foto: dok Istimewa
Ketapang -

15 Warga Negara Asing (WNA) asal China membuat gaduh di kawasan perusahaan pertambangan emas PT Sultan Rafli Mandiri (PT SRM) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar). Mereka diduga melakukan perusakan hingga penyerangan.

Setidaknya lima anggota TNI diserang dan dua kendaraan perusahaan dirusak oleh WNA tersebut. Para pelaku berbekal senjata tajam (sajam) dan airsoft gun.

Chief Security PT SRM Imran Kurniawan membenarkan adanya kejadian ini. Ia menjelaskan, penyerangan terjadi di Desa Pemuatan Batu, Kecamatan Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang, pada Minggu, 14 Desember 2025 pukul 15.40 WIB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam aksi penyerangan ini, satu mobil dan sepeda motor perusahaan kami dirusak oleh WN China," kata Imran kepada detikcom, Minggu (14/12/2025).

Kronologi kejadiannya bermula pada pukul 15.30 WIB, anggota pengamanan sipil PT SRM sedang melaksanakan tugas jaga. Terlihat aktivitas penerbangan drone di sekitar PT SRM.

Pada saat bersamaan, lima anggota TNI dari Batalyon Zeni Tempur 6/Satya Digdaya (Yonzipur 6/SD) Anjungan yang ada di lokasi ikut melakukan pengejaran terhadap pilot drone.

"Saat anggota pengamanan kami mengejar pilot drone, lima anggota Yonzipur 6/SD yang ada di lokasi kejadian karena mereka sedang dalam kegiatan LDS (latihan dasar satuan) di PT SRM. Jadi total ada enam yang mengejar pilot drone," beber Imran.

Kemudian, pada pukul 15.40 WIB, sekitar 300 meter dari pintu PT SRM, anggota pengamanan langsung menemui empat WNA yang menerbangkan drone.

"Saat anggota pengamanan kami dan anggota TNI turun dari kendaraan, tiba-tiba datang sebelas WN China lainnya. Mereka membawa empat bilah sajam dan airsoft gun serta alat setrum," kata Imran.

Para WN China ini, kata Imran, langsung melakukan penyerangan terhadap enam anggota menggunakan sajam. Dikarenakan kalah jumlah dan menghindari benturan, anggota yang melakukan pengejaran langsung berlari menuju area perusahaan.

"Yang jelas, kejadian ini terjadi setelah pihak kami mengejar pilot atau orang yang menerbangkan drone. Motif menerbangkan drone atau penyerangan belum diketahui," ujar Imran.

Akibat kejadian ini, pihak perusahaan mengalami kerugian berupa kerusakan berat pada mobil dan sepeda motor milik PT SRM.

"Anggota pengamanan kami sudah mengamankan satu sajam sebagai barang bukti. Kami pun sudah menghubungi pihak Polsek Tumbang Titi. Sudah ada anggota polsek yang datang untuk mendalami kejadian," ujar dia.

Kapolsek Tumbang Titi Iptu Made Adyana membenarkan adanya kejadian ini. Ia mengatakan, pihak PT SRM belum membuat laporan secara resmi. Meski demikian, kata dia, situasi saat ini sudah kondusif.

"Belum (buat laporan). Sampai dengan saat ini situasi kondusif," jelasnya saat dikonfirmasi detikKalimantan, Minggu malam.

Terkait laporan, ia menyebutkan PT SRM terkonfirmasi masih berkoordinasi tim pengacara untuk proses selanjutnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Menteri Imipas Copot 71 Pegawai Imigrasi Soetta Buntut Pungli WN China"
[Gambas:Video 20detik]
(bai/bai)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads