Banjir Rob di Pontianak: 6 Warga Mengungsi, 1 Bocah Tewas Tenggelam

Banjir Rob di Pontianak: 6 Warga Mengungsi, 1 Bocah Tewas Tenggelam

Tim detikKalimantan - detikKalimantan
Rabu, 10 Des 2025 08:01 WIB
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono jenguk pengungsi terdampak banjir. (Prokopim Pontianak)
Foto: Pengungsi terdampak banjir. (Prokopim Pontianak)
Pontianak -

Banjir rob mulai meluas di wilayah Kota Pontianak akibat cuaca ekstrem. Diketahui ada dua titik dengan banjir terparah yakni kawasan Jeruju, Pontianak Barat dan Tambelan Sampit, Pontianak Timur, Selasa (9/12/2025).

Sebanyak 21 warga telah dievakuasi ke lokasi lebih aman, seperti Kantor Camat Pontianak Barat dan Masjid Al-Amin. Pemerintah memastikan seluruh pengungsi mendapatkan perlindungan dan pemenuhan kebutuhan dasar.

Dari data pemantauan Pemkot Pontianak, kawasan yang paling terdampak berada di sepanjang bantaran Sungai Kapuas, mulai dari Yuka hingga Jeruju I. Kondisi tersebut diperparah oleh angin dan ombak yang menyebabkan air masuk ke permukiman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemkot Pontianak kemudian menyiapkan sejumlah lokasi sebagai titik evakuasi. Di antaranya Rusunawa Nipah Kuning, beberapa aula kecamatan di wilayah timur, serta titik-titik pengungsian di wilayah utara dan Pontianak Barat.

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengatakan, enam warga diungsikan sementara di Aula Kantor Camat Pontianak Barat terdiri dari anak-anak, dewasa hingga lansia. Mereka dalam kondisi sakit dan harus mendapat perawatan medis dari tenaga kesehatan.

"Enam warga yang mengungsi saat ini ditempatkan di titik aman sambil menunggu kondisi air surut. Enam warga kita ungsikan sementara di Aula Kecamatan Pontianak Barat," jelasnya saat menjenguk warga yang berada di Aula Kantor Camat Pontianak Barat, Selasa (9/12/2025).

Tak lama kemudian, 16 warga lain yang sempat mengungsi di Masjid Al Amin sudah kembali ke rumah masing-masing. Pemantauan dilakukan terhadap warga yang rumahnya kemasukan air, terutama mereka yang lanjut usia, lumpuh atau dalam kondisi sakit.

Jika ditemukan warga rentan yang terdampak, mereka akan segera dievakuasi untuk mendapatkan perawatan.

"Fokus utama kita adalah penyelamatan jiwa. Warga yang sakit atau rentan langsung kita amankan dan kita rawat. Setelah itu baru kita lihat kondisi bangunan dan penanganan selanjutnya," ungkapnya.

Menurut Edi, Pemkot Pontianak telah menetapkan status siaga satu dan mengerahkan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk memonitor kondisi lapangan bersama instansi terkait. Ia menyebutkan bahwa puncak pasang air diperkirakan terjadi hingga tanggal 10, dan mulai turun pada tanggal 11 meski secara bertahap.

"Air turun secara perlahan, dari 1,8 meter menjadi 1,7 lalu 1,6. Penurunannya tidak drastis, sehingga kita minta warga tetap waspada," katanya.

Gubernur Kalbar Ria Norsan juga sempat mengecek lokasi banjir dan menyalurkan bantuan di dua titik banjir terparah. Ia memastikan kondisi warga tetap sehat dan mendapat akses cepat terhadap layanan medis.

Distribusi bantuan logistik seperti sembako, mie instan, hingga selimut disalurkan untuk menjaga ketahanan gizi dan kesehatan warga selama menghadapi cuaca ekstrem. Ria Norsan juga menegaskan bahwa bantuan tidak hanya menyasar kebutuhan darurat, tetapi juga menjamin keberlanjutan aktivitas warga, termasuk anggaran untuk kegiatan sekolah.

"Harapan kami, masyarakat bisa melewati masa sulit ini dengan kondisi prima. Pemerintah akan melakukan segala upaya agar kehidupan mereka kembali normal secepat mungkin," kata Norsan.

Di lain sisi, duka juga melanda Pontianak dalam banjir rob kali ini. Seorang anak bernama Bayanaka Patal Ramlan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) ditemukan meninggal dunia pada Selasa (9/12/2025).

Anak usia 10 tahun ini sebelumnya dilaporkan hilang saat banjir rob menerjang sejumlah wilayah di Pontianak. Korban dilaporkan hilang pada Senin (8/12) sore. Di hari kedua pencarian, korban ditemukan mengapung di tepian sungai, Gang Suprapto Dalam, Kelurahan Benua Melayu Darat, Kecamatan Pontianak Selatan.

Kapolsek Pontianak Selatan AKP Inayatun Nurhasanah menerangkan, korban terakhir terlihat pada Senin sekitar pukul 10.00 WIB. Ibunya, Nuwaira Aizha, kemudian melapor ke warga sekitar dan kepolisian setelah anaknya tak terlihat.

"Korban terakhir terlihat oleh adiknya di sekitar rumah mereka di Gang Pagar Alam, Jalan Tanjungpura. Namun hingga pukul 17.00 sore itu, korban tak kunjung pulang, sehingga keluarga melapor ke warga dan Polsek Pontianak Selatan," jelas Inayatun, Selasa (9/12/2025).

"Hasil pemeriksaan saksi, diketahui korban sempat terlihat bermain air pasang bersama keponakannya di kawasan Komplek Suprapto Dalam pada pukul 10 pagi," sambungnya.

Karena korban tidak ditemukan hingga tengah malam, proses pencarian akhirnya dihentikan sementara. Kemudian pada hari kedua pencarian, saksi bernama Een melihat sesosok tubuh anak-anak mengapung di tepian sungai.

Temuan itu segera dilaporkan kepada tim SAR gabungan yang standby di lokasi. Setelah dievakuasi, korban dipastikan telah meninggal dunia dan dibawa ke rumah duka.

Pada pukul 07.15 WIB, tim Inafis Polresta Pontianak melakukan pemeriksaan terhadap jenazah. Hasilnya tidak ditemukan adanya tanda kekerasan. Korban diduga meninggal akibat kehabisan napas karena tenggelam.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads