Unggahan Oxford University tentang penemuan Rafflesia hasseltii yang mekar di Sumatera Barat sempat disorot oleh warga RI karena tidak menyebutkan nama peneliti lokal. Kini, nama tersebut akhirnya dicantumkan Oxford University dalam unggahan baru mereka.
Dilansir detikNews, kritik tersebut salah satunya disampaikan oleh Anies Baswedan. Anies terlihat merespons unggahan Oxford dan meminta agar peneliti lokal juga diberi kredit.
"Kepada @UniofOxford, para peneliti Indonesia kita - Joko Witono, Septi Andriki, dan Iswandi - bukanlah NPC. Sebutkan juga nama mereka," tulis Anies.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oxford kemudian menjelaskan bahwa penemuan Rafflesia hasseltii saat mekar di Sijunjung, Sumbar itu merupakan kolaborasi peneliti Oxford Botanic Garden Chris Thorogood dengan pekerja konservasi dan pemandu lokal, Septian Andriki alias Deki dan Iswandi.
"Minggu lalu, Chris Thorogood (@thorogoodchris1) dari Oxford Botanic Garden, bekerja sama dengan pahlawan konservasi lokal Septian (Deki) Andriki dan pemandu lokal mereka Iswandi, melihat Rafflesia hasseltii di Sumatera," tulis Oxford University di akun X resminya, Jumat (28/11/2025).
Selain Deki dan Iswandi, nama peneliti BRIN Joko Witono dan Agus Susatya dari Universitas Bengkulu juga disebut. Oxford mengatakan kedua pihak tersebut telah memberikan bimbingan terbaik hingga tim peneliti dapat menemukan Rafflesia hasseltii yang dicari-cari.
"Ekspedisi mereka didukung oleh Joko Witono dari @brin_indonesia dan Agus Susatya dari @unibofficial, yang bimbingannya membantu mewujudkan perjalanan ini. Melihat bunga ini mekar merupakan pencapaian tim yang luar biasa," lanjutnya.
Wajah Deki, Agus, dan Joko ditampilkan dalam video yang diunggah Oxford University. Oxford menyampaikan terima kasih kepada para ahli lokal yang juga berkontribusi dalam ekspedisi ini.
"Ucapan terima kasih juga kepada para ahli lokal yang bertemu dengan tim atau mendukung ekspedisi yang lebih luas di Sumatera, termasuk Agung Wahyu, Jagek Fernandess, organisasi masyarakat Komunitas Peduli Puspa Langka, dan banyak penduduk setempat yang membantu di sepanjang perjalanan," tulis Oxford.
Menurut keterangan Oxford University, ekspedisi ini merupakan bagian dari Komunitas Untuk Konservasi dan Penelitian Rafflesia (CCRR), sebuah kemitraan internasional yang dimulai pada 2022. Komunitas tersebut berisi para ahli biologis akademis, rimbawan, peneliti dan praktisi komunitas dari seluruh dunia yang fokus pada penelitian dan bekerja di bidang Rafflesia.
Baca selengkapnya di sini.
(des/des)
