Mahasiswa se-Kalimantan Selatan melangsungkan aksi lanjutan di depan Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Selatan. Mereka menuntut kehadiran Ketua DPRD Provinsi Kalsel Supian HK untuk menjawab aspirasi mereka secara langsung.
Salah satu di antara tuntutan yang dibawa ialah keinginan beraudiensi di dalam rumah rakyat. Pada aksi Senin (24/11) lalu, mahasiswa menilai keinginan beraudiensi tidak tercapai. Mereka juga belum mendapat kejelasan dari Supian.
"Karena kemarin kami dijanjikan masuk semuanya tetapi pas di dalam kami malah diminta hanya 20 saja, itu yang bikin kecewa," ujar Ketua Umum BEM Universitas Lambung Mangkurat Ady Jayadi, Rabu (26/11/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi ini merupakan aksi lanjutan dari sebelumnya yang tak mendapatkan jawaban dari Supian HK. Selain menuntut kehadiran Supian HK, pihak mahasiswa meminta untuk adanya kehadiran Sekretaris DPRD Provinsi Kalsel Muhammad Jaini. Massa menyebut sempat ada pemukulan oleh Jaini kepada salah satu peserta aksi yang memicu kemarahan mereka.
Pada aksi Senin (24/11) lalu, mahasiswa membawa dua isu utama. Yakni penolakan terhadap pengesahan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan isu bahan bakar minyak (BBM) campur etanol yang diduga menyebabkan kendaraan masyarakat rusak.
Awalnya, Ketua DPRD Supian HK menanggapi aspirasi mahasiswa. Ia meminta dua perwakilan mahasiswa masuk untuk melihat ruangan yang akan dijadikan tempat berdiskusi.
Kedua perwakilan mahasiswa dan awak media diminta menunggu di lantai 4. Namun, setelah ditunggu cukup lama, rombongan Supian HK dan mahasiswa tak kunjung tiba.
Tepat pukul 17.05 Wita, Supian HK terlihat meninggalkan gedung DPRD Provinsi Kalsel. Ia diketahui menaiki mobil dengan pelat sipil yang sebelumnya diganti oleh anak buahnya.
Kemudian massa aksi mencoba menerobos masuk hingga sempat terjadi bentrok dengan aparat keamanan. Demo baru bisa berakhir dengan kondusif sekitar pukul 18.30 Wita.
(des/des)
