Uniknya Perayaan Hari Guru di Krayan, Siswa Gantian Menilai Guru

Uniknya Perayaan Hari Guru di Krayan, Siswa Gantian Menilai Guru

Oktavian Balang - detikKalimantan
Selasa, 25 Nov 2025 20:31 WIB
Di tengah ingar-bingar perayaan Hari Guru Nasional 2025 yang serba digital, cerita berbeda datang dari Long Layu, Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Di sini, perayaan berlangsung di ruang terbuka, beralaskan tanah, beratapkan langit, namun sarat akan gelak tawa dan makna persaudaraan.
Juri untuk lomba karaoke yang diikuti guru-guru/Foto: Istimewa
Nunukan -

Di tengah ingar-bingar perayaan Hari Guru Nasional 2025 yang serba digital, cerita berbeda datang dari Long Layu, Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Di sini, perayaan berlangsung di ruang terbuka, beralaskan tanah, beratapkan langit, namun sarat akan gelak tawa dan makna persaudaraan.

Guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) yang telah mengabdi selama 14 tahun di SMPN 1 Krayan Selatan, Melvari menjadi saksi bagaimana kesederhanaan justru melahirkan kebahagiaan yang tulus.

"Suasananya di tempat terbuka sederhana, beralaskan bumi, tidak beratap. Tapi sangat menyenangkan dan menghibur. Antusiasme siswa dan guru luar biasa," ungkap Melvari kepada detikKalimantan, Selasa (25/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perayaan tahun ini merupakan inisiatif spontan tiga sekolah yakni SDN 1, SMPN 1, dan SMAN 1 Krayan Selatan bersama PGRI setempat. Tanpa kepanitiaan rumit dan anggaran besar, acara ini digelar murni dari kerelaan dan gotong royong untuk penghematan.

"Biasanya guru yang menilai siswa, kali ini para siswa dari SD, SMP dan SMA duduk tegak menjadi juri untuk lomba karaoke yang diikuti guru-guru mereka," jelas Melvari.

"Maknanya dalam. Karaoke guru ini memberi kesempatan bagi kami menyampaikan pesan melalui lirik lagu dan penghayatan kepada siswa," imbuhnya.

Sebaliknya, para siswa mengikuti lomba paduan suara menyanyikan Hymne Guru yang dinilai langsung oleh ketiga kepala sekolah. Keseruan memuncak saat sesi pembagian hadiah. Jauh dari kata mewah, hadiah yang diberikan justru memancing tawa bahagia seluruh peserta.

"Hadiah hiburan dari Pak Ketua Komite sangat sederhana, hanya satu bungkus Apolo wafer cokelat kemasan buatan Malaysia," ujar Melvari sembari tertawa.

Selain wafer, ada pula hadiah buket bunga sumbangan pribadi dari Ika Fronika, bagi pemenang karaoke guru, serta uang pembinaan dari Ketua PGRI untuk siswa. Kesederhanaan hadiah ini tak sedikitpun mengurangi esensi penghargaan tersebut.

Di balik tawa riang perayaan tersebut, sosok Melvari mewakili keteguhan hati para pendidik di garis batas. Sebagai putra daerah, ia memilih kembali dan mengabdi di tanah kelahirannya tepat setelah lulus kuliah.

"Sejak pengangkatan honor hingga sekarang, saya ditempatkan di SMPN 1 Krayan Selatan. Kecintaan dan kepedulian kami sebagai anak perbatasan terhadap pendidikanlah yang membuat kami bertahan," tegasnya.

Tahun 2025 membawa tantangan digitalisasi yang semakin masif. Namun bagi Melvari, keterbatasan sinyal atau perangkat di perbatasan bukanlah alasan untuk menyerah.

"Modernisasi tidak bisa mengurangi semangat kami dalam mendidik anak-anak kami. Kami akan selalu mencari cara menyiasati ketertinggalan dengan memanfaatkan hal-hal yang masih bisa digunakan," tambahnya dengan optimis.

Bagi Melvari dan rekan-rekannya, bayaran termahal bukanlah materi. Momen kecil seperti melihat senyum siswa sudah cukup membayar lunas rasa lelah.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Pangdam Mulawarman Bicara Penyebab Anggota TNI Serang Mapolres Tarakan"
[Gambas:Video 20detik]
(sun/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads